PATRAINDONESIA.COM (Sidoarjo)-Masyarakat Indonesia yang majemuk dan kaya dengan khasanah budaya islami mampu menembus bingkai aturan-aturan yang ditetapkaan pemerintah. Meskipun dengan sebuah alasan pademi dan berbahaya bagi masyarakat.
Dogma religius dan keyakinan yang tinggi terhadap tatanan nilai-nilai moral dalam budaya Ramadhan sangat mendarah daging di masyarakat Indonesia.
Budaya silahturahmi ke orang tua, budaya berbagi (baik takjil di masjid atau berbagi dengan masyarakat) , budaya buka bersama (bukber) dan budaya belanja baju dan kue lebaran dan semua pernak pernik yang berkaitan dengan suasana bulan Ramadhan tidak dapat dirusak oleh apapun termasuk oleh Covid 19.
Yaitu penyakit yang paling ditakuti masyarakat dunia saat ini.
Aturan , sanksi , atau dengan pelarangan apapun tidak akan mampu merubah tatanan budaya Ramadhan yang sudah mengakar di masyarakat Indonesia.
Kontravensi (bentuk interaksi sosial berupa sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan atau konflik terbuka) akan berkibar saat budaya Ramadhan yang sudah mengakar di sendi kehidupan masyarakat Indonesia di isolir .
Sikap kontravensi dapat dilihat dari tetap banyaknya orang berkumpul di wilayah keramaian. Baik mall , warung , dan pusat keramaian lainnya. Meskipun aturan dan pelarangan sudah ditetapkan.
Dari pantauan di beberapa lokasi pusat perbelanjaan di wilayah Sidoarjo, Sabtu, (01/05/2021), Patraindonesia.com melihat langsung adanya peningkatan customer yang berbelanja di Supermarket dan Pasar swalayan.
“Saya ke Lippo mau membelikan baju lebaran buat anak dan istri saya, setahun sekali mas,” ujar salah seorang pengunjung mall di Sidoarjo.
“Alhamdulillah target penjualan produk Snack kaleng saya sampai hari Sabtu, (01/05/2021) sudah mencapai 550 karton dari target awal hanya 400 karton per bulan,” ungkap Endah salah seorang Sales Promotion Girl (SPG) di pusat perbelanjaan daerah Sidodadi Sidoarjo.
“Hari Sabtu dan Minggu parkiran mobil dan motor sampai tidak cukup mas,” ujar Satpam di salah satu pusat perbelanjaan di Sidoarjo
“Covid 19 ga perlu berlebihan disikapi. Mati ga mati apa kata takdir Allah yang maha kuasa mas, penting disiplin pada protokol kesehatan beres mas,” ujar mas Andi salah satu pengunjung dipusat perbelanjaan jalan Pahlawan Sidoarjo , saat ditanyakan tentang Covid 19.
Pantauan di jalanan juga menunjukkan keramaian dan kepadatan arus lalu lintas mengarah ke arah luar kota agar bisa mudik lebih awal sebelum dilakukan penetapan larangan mudik.
Situasi dan kondisi yang berkembang saat ini membuktikan bahwa di masyarakat Indonesia budaya Ramadhan sangat mengakar. Tidak bisa dibatasi oleh aturan , sanksi , atau dengan pelarangan apapun. Banyak cara dan banyak jalan yang akan dilakukan agar bisa bersilaturahmi dan membahagiakan keluarga. (teguh/red/PI)