oleh

Pembukaan Rakor Organisasi Suku Wayoli Di Hadiri Wakil Bupati Halmahera Barat

PATRAINDONESIA.COM. (Halmahera Barat)-Perwakilan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Djufri Muhammad selaku Wakil Bupati menghadiri undangan acara Rapat Koordinasi (Rakor) organisasi suku wayoli.

Acara digelar di Desa Goro-Goro Kecamatan Sahu yang mengajak warganya untuk terus memelihara serta melestarikan adat dan budaya yang telah terjaga sejak ratusan tahun. Sabtu 01/06/2024.

“Saya sebagai wakil Bupati meminta agar komunitas Wayoli tetap menjaga eksistensi kesukuannya dengan baik, sehingga melengkapi serta memperkaya khasanah adat budaya di Halmahera Barat,” kata Wakil Bupati Halbar, Djufri Muhammad usai menghadiri Rakor.

Wakil Bupati sendiri bersama rombongan bertolak dari pelabuhan Jailolo menggunakan Speed boad menuju desa Goro-goro dalam perjalanan, kata Djufri kondisi laut sangat bersahabat, dengan menempuh perjalanan sekitar 1 jam rombongan tiba dan disambut warga dengan meriah, seluruhnya mengenakan busana adat Wayoli.

“Kemudian mengajak agar lebih mempererat hubungan silahturahmi sehingga generasi ke depan dapat mempertahankan serta menjaga warisan budaya yang tidak ternilai harga nya ini,” sambung Djufri. Ucapnya.

Sekedar diketahui, Rakor tersebut dibuka langsung oleh wakil Bupati Halmahera Barat yang dihadiri ketua Suku Wayoli Maluku Utara, Rinto Jalali dan diikuti oleh 400 peserta komunitas Suku Wayoli.

Sementara itu, Sultan Jailolo, Ahmad Sjah mengharapkan pemerintah daerah untuk intensif merawat dan melestarikan bahasa lokal, melalui proses pembelajaran bahasa daerah dijadikan sebagai komunikasi sehari-hari bagi warga setempat.

“Saat ini, banyak anak-anak muda tidak lagi gunakan bahasa lokal dalam berkomunikasi, kami khawatirkan bahasa yang menjadi warisan para leluhur akan punah,” kata Sultan Jailolo.

Dia mengatakan, kekhawatiran itu sangat beralasan, karena di Kabupaten Halmahera Barat ada bahasa Gamkonora sudah tidak lagi digunakan warga lokal dan penuturnya saat ini mulai berkurang.

Selain itu, kata Ahmad Sjah, bahasa Gamkonora sebagai identitas masyarakat di Kabupaten Halmahera Barat akan hilang, seiring dengan perkembangan zaman yang begitu dahsyat.

Oleh karena itu, dirinya berharap agar Pemkab setempat untuk bersama-sama Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) melalui Kantor Bahasa Provinsi Malut untuk terus merevitalisasi bahasa lokal yang saat ini terancam punah.

Sebab, saat ini, masyarakat di Kabupaten Halmahera Barat selain menggunakan bahasa melayu Malut, sebagian warga lebih menggunakan bahasa lokal Ternate, ketimbang bahasa Gamkonora merupakan bahasa para lelulur. Tutupnya. (DN/Red/PI).

Loading