PATRAINDONESIA.COM (Tangerang)
Seni debus ditampilkan pada acara kemasyarakatan, dari acara kampung ke kampung sampai acara pemerintahan tingkat nasional.
Pentas seni debus dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya untuk melestarikan budaya kearifan lokal yang semakin punah ditelan zaman.
Ketua Umum Padepokan Alap Alap Banten Abah Yani Okem mengatakan, “Kehadiran kita ke Solear karena ingin bersilaturhmi dengan saudara-saudara kami dan juga menghargai undangan keluarga Abah Latif khitanan putranya. Dengan meramaikan khitanan putranya kami menampilkan debus, bukan hanya sebagai tontonan tapi sebagai tuntunan.
Pendekar Banten ini menampilkan seni budaya debus, menurut Abah Yani, seni debus ini merupakan kesenian asli dari Banten yang saat ini sudah jarang diminati.
Pendekar Banten saat ini fokus menjaga budaya bela diri asli Banten, selain debus, pihaknya juga melatih bela diri pencak silat.
“Ini acara khitanan anak sesepuh kami Abah Latif Gondrong, pendekar Banten ini akan menjadi wadah bagi pecinta seni budaya bela diri dan seni debus Banten, sehingga kearifan lokal tetap bisa terjaga eksistensinya di tengah-tengah globalisasi,“ kata Abah Yani Okem kepada wartawan.
Menurut Abah Firman yang juga sebagai Padepokan Paranomal Debus Ekstrim. Untuk mempraktikan seni debus tidak sembarang orang bisa. Karena untuk mempraktikannya butuh keahlian khusus, dan perlu adanya latihan terlebih dahulu sebelum memperaktikannya.
Dalam penampilan seni debus, pemain harus bisa mengunyah paku, menginjak beling, dan menyayat tubuhnya sendiri menggunakan golok atau benda tajam lainnya. Namun jika sudah terlatih, si pemain debus tidak akan terluka walaupun terkena senjata atau benda-benda tajam seperti golok dan pisau.
“Semua orang bisa memperaktikannya, namun harus ada latihan terlebih dahulu tidak bisa langsung main, karena memang cukup berbahaya. Tetapi jika sudah terlatih tidak akan kenapa-kenapa,“ tambahnya.
Firman berharap, dengan adanya pentas seni debus yang dihadirkan oleh Pendekar Banten ini, masyarakat Kabupaten Tangerang bisa lebih cinta terhadap seni asli Banten yang satu ini.
Kata Firman, “Walaupun sedikit menyeramkan, tetapi mempelajari seni debus cukup positif untuk menjaga diri sendiri dan NKRI.”
“Untuk masyarakat Kabupaten Tangerang khususnya para remaja, dari pada menggunakan bahan-bahan narkoba lebih baik ayo kita bergabung. Gaungkan kembali seni debus asli Banten ini, karena bisa bermanfaat, untuk menjaga diri dan juga menjaga NKRI,“ harapnya.
Sementara itu, Ketua Padepokan Sinatria Sunda Abah Engkos mengatakan, “Potensi seni budaya di wilayah Kabupaten Tangerang sangat baik dan komplit. Dia berharap, dengan potensi seni yang dimiliki oleh masyarakat Tangerang dan umumnya di Banten bisa mengharumkan dan mengangkat nama baik seni budaya Banten di kancah nasional.
Penampilan aktraksi Debus hari ini semua diprakarsai oleh abah Engkos yang juga sebagai lintas seni departemen sosial budaya BPPKB Banten. Dalam acara tersebut tidak hanya hadir dua Padepokan saja dan hadir pula dari Ketua Padepokan Pasanggrahan King Abah Saprudin dan juga Padepokan Sabda Tunggal Kang Deden.
“Sebelum acara dimulai kami sudah memberitahu para warga dan penonton untuk tidak meniru dan dipraktekan karena bukan ahlinya sangat berbahaya.” (fadli/red/PI)