oleh

Kolaborasi Indonesia-Jepang Proyek Bioavtur: Terobosan Menuju Energi Terbarukan

-Teknologi-50 Dilihat

PATRAINDONESIA.COM-JAKARTA-Indonesia Japan Business Network (IJBNet) berhasil menghubungkan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Green Power Development Corporation of Japan (GPDJ), dan PT ABE Indonesia Berjaya dalam sebuah kemitraan strategis untuk mengembangkan bioavtur.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Kamis, 18 Juli 2024, di kantor BRIN, Jakarta Pusat.

Dalam acara penandatanganan tersebut, hadir berbagai tokoh penting seperti Mego Pinandito, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN; Ms.

Emi Sekiya, Chairman GPDJ; Eko Fajar Nurprasetyo, Direktur Utama PT ABE Indonesia Berjaya; serta Suyoto Rais, Ketua Umum IJBNet, yang bertindak sebagai inisiator utama.

Sebelum penandatanganan, delegasi Jepang bertemu dengan Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.

Dalam pertemuan yang singkat namun produktif tersebut, Laksana menyampaikan dukungan penuh terhadap kerjasama ini dan berharap bahwa MoU tersebut akan berlanjut ke tahap implementasi yang konkrit, memberikan manfaat nyata bagi kedua negara dalam pengembangan bio energi.

Proyek ini, yang memasuki tahun ketiga, berfokus pada produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur yang lebih ramah lingkungan.

Bioavtur ini menggunakan bahan baku kelapa non-standar, yang telah diakui oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan masuk dalam positive list mereka.

Kelapa non-standar, yang mencakup kelapa tua, kecil, bertunas, mulai membusuk, atau berjamur, menjadi bahan baku utama proyek ini.

Potensi besar kelapa di Indonesia, yang mencapai 30% dari total produksi, menjadi alasan GPDJ memilih Indonesia sebagai lokasi industri pembuatan Crude Coconut Oil (CCO).

PT ABE Indonesia Berjaya ditunjuk sebagai pelaksana proyek, dengan target produksi 100 ton CCO per hari, menggunakan teknologi traceability system buatan anak bangsa.

Kesuksesan IJBNet dalam memasukkan kelapa non-standar ke dalam positive list ICAO adalah hasil dari upaya kolaboratif yang panjang.

Ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin global dalam produksi bioavtur, sekaligus meningkatkan pendapatan petani kelapa dan devisa negara.

Dengan kelapa non-standar sebagai titik awal, proyek ini diharapkan dapat mengembangkan sumber bahan baku lain dan memperluas kolaborasi dalam berbagai bidang.

Ini adalah langkah maju menuju masa depan penerbangan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.

Loading