Patra Indonesia.com | Jakarta
Idealnya Presiden saya itu bukan pak Jokowi, tapi perpaduan antara Bung Karno dan Pak Harto.
Idealnya Saya berada dalam suatu wadah atau komunitas dengan orang-orang Progresif macam Kemed, Rahman Tohir, Ayah Me, Irfan Yunus, Krisna ASOOI, Miftahul Huda, Igun Wicaksono, Teresia, Feri Gograber, Ray Renus, Roy RR, Hasanudin atau Ivan Patra.
Idealnya isteri saya adalah perpaduan antara Dian Sastrowardoyo yg smart, Ariel Tatum yg Sexy dan Zaskia Mecca yang berakhlakul Karimah..
Idealnya pemain bintang sepakbola favorit saya, Lionel Messi & Cristiano Ronaldo bermain dalam satu tim..
Idealnya pula John Lennon, Janis Joplin, Bob Marley, Jim Morrison dan Kurt Cobain masih hidup, sehingga kita tidak mengenal budaya TikTok ataupun K-Pop yang memuakkan!
Idealnya, idealnya dan idealnya.
Semua cuma ada dalam alam imajinasi kita tentang suatu sudut pandang yang menitik beratkan pada subyektivitas versi kita, segala hal yang sesuai dengan selera serta keinginan kita
Sementara (sialnya) kita hidup di alam nyata.
Alam yang tidak menghendaki kita untuk sekedar berandai-andai. Tapi alam yang membutuhkan estimasi kita secara akurat dalam membuat suatu keputusan pada hidup dan kehidupan yang kita jalani.
Saya jadi ingat kata-kata Tan Malaka tentang idealisme dalam buku Madilog (Materialisme, Dialektika & Logika), yang menjadi acuan kaum Sosialis Indonesia medio tahun 1940 an.
“Bahwa idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda”
Bahwa sementara ini kita menemukan diri kita yang jauh dari kata “muda”
Tulisan itu menginspirasi kita bahwa tidak semua hal dalam hidup berjalan sesuai yang kita inginkan
Jauh lebih penting dari itu, bahwa sejatinya kita dituntut untuk dapat lebih fleksibel, luas & luwes dalam berbagai medium
Sebab nasib dan masa depan hidup kita bergantung di pundak kita sendiri, bukan di pundak orang lain.
Ditulis oleh
Lutfi Pramudya Iskandar
(KangMas D’Legend)
Pembina Utama Driver Legend Indonesia
Joss pokonama lah..