oleh

Survei WRC: Rudy Mas’ud dan Seno Aji Ungguli Petahana dalam Pilkada Kaltim 2024

PATRAINDONESIA.COM-KALTIM- Warna Research Center (WRC) baru saja merilis survei terbaru mengenai elektabilitas calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) menjelang Pilkada 2024.

Hasil survei menunjukkan pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Rudy Mas’ud dan Seno Aji, yang didukung oleh koalisi KIM Plus yang terdiri dari 12 partai politik, unggul dengan elektabilitas mencapai 56,3%.

Sebaliknya, petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi yang diusung oleh enam partai hanya meraih elektabilitas 36,8%. Sementara itu, sebanyak 6,9% responden menyatakan belum menentukan pilihan atau tidak memberikan jawaban.

“Survei ini menunjukkan tantangan besar bagi petahana untuk meningkatkan elektabilitas mereka,” ujar Direktur Eksekutif WRC, Dedi Rohman, dalam rilis resmi pada Senin (28/10/2024).

Survei WRC dilakukan pada 16-26 Oktober 2024, melibatkan 1.540 responden yang dipilih secara acak berjenjang (multi-stage random sampling) di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim, dengan margin of error sebesar 2,5% dan tingkat kepercayaan 95%.

Responden diberikan pertanyaan terbuka dan tertutup terkait calon gubernur dan wakil gubernur yang akan mereka pilih jika Pilkada diadakan hari ini.

Ketika ditanya secara top of mind, paslon Rudy Mas’ud-Seno Aji unggul dengan perolehan 51,9%, sementara Isran Noor-Hadi Mulyadi berada di angka 30,9%. Sisanya, 17,2%, masih ragu atau belum menjawab. Angka ini mengindikasikan adanya tren kuat menuju perubahan kepemimpinan di Kaltim, terlebih dengan banyaknya permasalahan yang belum terselesaikan di bawah kepemimpinan petahana.

Survei juga memotret isu-isu yang dianggap paling mendesak oleh masyarakat Kaltim. Masalah ekonomi menempati urutan teratas, dengan 49,7% responden menyatakan kondisi ekonomi keluarga mereka memburuk selama lima tahun terakhir.

Selain itu, 48,4% responden mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan dan membuka usaha.

Masalah lain yang tak kalah penting adalah subsidi pupuk untuk petani yang dianggap sulit diakses oleh 32,1% responden, serta infrastruktur yang dinilai belum memadai untuk status Kaltim sebagai calon Ibu Kota Negara oleh 20,1% responden.

Sektor kesehatan dan pendidikan juga mendapat penilaian negatif, dengan masing-masing 50,8% dan 49,2% responden menilai kualitas layanan masih rendah.

WRC juga mengukur tingkat kepuasan terhadap kinerja Isran Noor dan Hadi Mulyadi selama menjabat.

Hasilnya, hanya 38,1% yang menyatakan puas, terdiri dari 23,2% cukup puas dan 14,9% sangat puas. Di sisi lain, 34,4% merasa tidak puas dan 18,2% sangat tidak puas, dengan 9,3% responden memilih tidak memberikan penilaian. “Kinerja petahana belum mampu memuaskan lebih dari separuh rakyat Kaltim,” kata Dedi.

Survei ini juga mencerminkan dinamika politik yang berkembang di Kaltim, dengan berbagai isu seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi menjadi perhatian utama.

Dedi mengungkapkan bahwa tantangan bagi petahana semakin berat karena pesaing mereka adalah tokoh muda dengan rekam jejak solid di DPR RI dan DPRD Kaltim.

“Keinginan untuk perubahan sangat tercermin dari hasil survei ini. Sosok Rudy Mas’ud dan Seno Aji dianggap mampu membawa harapan baru, apalagi dengan pengalaman mereka dalam memperjuangkan anggaran untuk pembangunan Kaltim,” jelas Dedi

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Sutisna, menilai hasil survei ini mengindikasikan masyarakat Kaltim semakin cerdas dalam menentukan pilihan.

“Masyarakat menilai apa yang telah dilakukan petahana selama menjabat. Jika tidak berhasil, mereka akan memilih calon lain yang membawa harapan baru,” ujarnya.

Menurut Sutisna, petahana harus mampu meyakinkan pemilih bahwa mereka telah melakukan banyak hal dan berhasil selama menjabat. “Jika tidak, pemilih akan berpaling pada calon yang dinilai lebih berpotensi membawa perubahan,” tambahnya.

Dengan tren elektabilitas yang ada, Pilkada Kaltim 2024 berpotensi menjadi ajang pertarungan sengit, di mana petahana harus bekerja ekstra keras untuk merebut kembali kepercayaan masyarakat.

 

Loading