oleh

Sekjen Asosiasi Investor Indonesia-Kamboja: UMKM Malang Punya Peluang Emas Tembus Pasar Kamboja

-Ekonomi-3 Dilihat

PATRAINDONESIA.COM-MALANG-, Peluang perdagangan bagi pengusaha menengah Indonesia di Kamboja sangat menjanjikan, didukung oleh sejumlah faktor strategis.

Kamboja, yang masih terbuka lebar untuk beragam produk kebutuhan sehari-hari serta sektor prioritas, menawarkan celah bagi produk-produk Indonesia untuk mengisi kekosongan di pasar tersebut.

Pernyataan ini disampaikan oleh Sekjen Asosiasi Investor Indonesia-Kamboja, Iswandi Atsauri Wijaya, SE, saat kunjungan ke Malang untuk berdialog dengan pengusaha menengah dan UMKM di Pakis Haji, Kabupaten Malang.

“Produk makanan dan minuman kemasan, perawatan rumah dan otomotif, personal care, farmasi, hingga rokok memiliki potensi besar di Kamboja. Di Malang, industri rokok dan makanan ringan sangat berkembang dengan ragam bentuk dan kemasan yang menarik,” ungkapnya dalam wawancara, Senin, (08/07 )

Iswandi menambahkan “Pengusaha di Malang, dan Indonesia secara umum, sebaiknya memanfaatkan peluang ini dengan mengekspor produk ke Kamboja.” Imbuhnya

Menurutnya hubungan perdagangan yang sudah terjalin erat antara Indonesia dan Kamboja juga menjadi keuntungan tersendiri, mempermudah proses ekspor-impor serta mengoptimalkan peraturan dan tarif.

Lebih lanjut, Sekjen menekankan pentingnya dukungan dari kedua pemerintah untuk memudahkan pengusaha menengah dalam merambah pasar Kamboja dan memanfaatkan insentif perdagangan yang tersedia.

“Asosiasi Investor Indonesia-Kamboja berkomitmen untuk mendorong dan memfasilitasi inisiatif yang mendukung pengusaha dalam memanfaatkan peluang ini,” ujarnya.

Menurut informasi yang dihimpun redaksi, asosiasi ini telah aktif menyediakan informasi komprehensif untuk membantu pengusaha memahami dinamika pasar Kamboja, termasuk tren konsumen, peraturan perdagangan, dan peluang bisnis.

“Kami akan terus berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dan Kamboja guna memastikan adanya dukungan kebijakan yang memfasilitasi perdagangan, termasuk dalam hal tarif, perizinan, dan insentif perdagangan,” tutup Iswandi.

Reporter.              : Ardy

Loading