PATRAINDONESIA.COM (Sumatra Barat) – Gempa Desa Pasaman Sumatera Barat, mengakibatkan hampir 80 persen bangunan hancur.
Diperparah oleh adanya longsor setelah 4 hari terjadinya gempa. Akibatnya akses jalan ke berbagai arah terputus.
Untuk wilayah lain, kerusakan diperkirakan antara 20 sampai 30 persen.
Saat ini Sabtu (5/3/2022) seluruh Relawan di lokasi gempa, menunggu proses dibentuknya desk Relawan oleh pos induk sesuai instruksi Kepala BNPB.
Seluruh team relawan dari berbagai daerah menyebar ke Desa-desa terdampak.
Untuk relawan, di lokasi Pasaman barat sudah sangat maksimal tercukupi. Sedangkan untuk desa lainnya masih minim keterlibatan relawan ataupun lembaga penanggulangan bencana.
Menurut Adhi Kristiawan koordinator Relawan Ojol Nusantara (Renus), warga yang terdampak sebagain membangun tenda-tenda di depan rumah mereka yang hancur.
“Ada yang bertahan di depan rumahnya dan sebagain ikut di pengungsian yang dibangun Pemda beserta relawan. Sebagian lagi membuat pengungsian mandiri yang didampingi relawan respon,” tutur Adhi.
“Untuk saat ini, situasi di lapangan masih banyak warga tinggal di satu tenda dengan isi 15 KK. Kesemua minim sarana penunjang tenda seperti : makanan, kebersihan, penerangan, dan minin air bersih,” papar Adhi yang biasa dipanggil Ray.
“Kami dari Renus selain men distribusikan kebutuhan logistik, juga membangun dapur umum bersama team Manguni 86.
Kemudian membuat program pengadaan penampungan air bersih, pembuatan jaringan listrik tenaga matahari, serta hunian sementara bagi korban gempa yang rumahnya hancur,” ucap Ray
“Kebutuhan yang urgent saat ini adalah sarana kesehatan. Dan kami masih menunggu uluran tangan rekan-rekan untuk memaksimalkan kerja kami,” tegas Ray
Saat ini Renus sendiri disuport oleh Yayasan Cinta NKRI, Yayasan Gerak Bareng, Yayasan Karawang Peduli, Sekolah Alam, dan Sekolah Relawan. (Asen/red/PI).