oleh

Rektor UNIJA Tekankan Pentingnya Empati dalam Komunikasi Hukum di Era Digital

PATRAINDONESIA.COM-JAKARTA- Universitas Jakarta (UNIJA) menggelar acara yudisium yang melibatkan 97 peserta dari Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Acara yang bertajuk “Transformasi Pendidikan di Era Digital: Membangun Etika Kebangsaan Menuju Indonesia Maju”, dihadiri langsung oleh Rektor UNIJA, Shafiria Sada Manaf, Sabtu (31/8/2024).

Dalam sambutannya, Shafiria Sada Manaf mengingatkan para lulusan untuk selalu menjaga etika komunikasi, terutama dalam konteks komunikasi hukum.

Menurutnya, gelar baru yang disandang para peserta yudisium harus diiringi dengan sikap bijak dalam berinteraksi dengan sesama.

Shafiria menyoroti pentingnya komunikasi hukum yang efektif, seraya membedakannya dari istilah yang lebih umum dikenal, yaitu “komunikasi politik”.

Ia mengungkapkan bahwa sering kali perdebatan hukum yang muncul di masyarakat bukan karena substansi peraturannya, melainkan karena cara penyampaiannya yang kurang tepat, sehingga menimbulkan perdebatan yang tidak perlu.

“Hukum seharusnya tidak hanya dipahami sebagai sekumpulan aturan untuk dihafal, tetapi juga sebagai rangkaian makna yang perlu diresapi dan dikomunikasikan dengan tepat,” jelas Shafiria.

Acara ini mengangkat tema “Transformasi Pendidikan di Era Digital: Membangun Etika Kebangsaan Menuju Indonesia Maju”, Sabtu (31/08)

Ia menekankan bahwa pemahaman mendalam terhadap makna setiap pasal dalam peraturan adalah kunci dalam menyampaikan pesan hukum yang efektif.

Lebih jauh, Shafiria menekankan pentingnya empati sebagai dasar komunikasi hukum. Menurutnya, empati memungkinkan seseorang untuk lebih memahami kearifan lokal, tingkat pemahaman audiens, suasana batin, dan pilihan kata yang tepat saat berkomunikasi.

“Dengan empati, kita dapat menciptakan komunikasi hukum yang lebih efektif dan bermakna,” ujarnya.

Shafiria juga menekankan bahwa empati adalah kunci dalam berinteraksi di tengah keberagaman masyarakat.

Tanpa empati, seseorang cenderung bersikap arogan, yang pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan bersama.

Ia mengingatkan bahwa arogansi adalah sifat negatif yang tidak akan membawa manfaat, meskipun seseorang memiliki kecerdasan dan kemampuan tinggi.

“Pesan terakhir saya, banggalah dengan gelar yang kalian raih, tetapi jangan pernah menjadi arogan,” tutup Shafiria, mengakhiri sambutannya.

 

Laporan : Nurfadilla

Loading