oleh

Kronologi Bentrok Sopir Angkot VS Ojol di Sukabumi dipicu Pembatasan Waktu Operasional

PATRAINDONESIA.COM-SUKABUMI– Suasana Kota Sukabumi memanas ketika aksi unjuk rasa yang digelar puluhan sopir angkutan umum kota (angkot) pada Selasa (20/8/2024) siang berujung pada bentrokan fisik dengan pengemudi ojek online (ojol).

Aksi ini terjadi di depan Balai Kota Sukabumi, tepatnya di Jalan R. Syamsudin SH, saat para sopir angkot menuntut pembatasan waktu operasional transportasi online yang mereka anggap merugikan pendapatan mereka.

Ketegangan bermula ketika para sopir angkot melakukan mediasi untuk menyuarakan keluhan mereka tentang berkurangnya jumlah penumpang yang memilih angkot.

Mereka meminta pemerintah memberlakukan pembatasan waktu operasi transportasi online dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi, Imran Wardhani, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima aspirasi tersebut dan akan menyampaikannya kepada perusahaan aplikasi terkait.

Namun, situasi berubah menjadi panas ketika konvoi puluhan pengemudi ojek online tiba di lokasi dengan membunyikan klakson sepeda motor mereka.

Suara bising tersebut memancing emosi sopir angkot, dan akhirnya bentrokan fisik pun tak terhindarkan. Aksi saling pukul hingga perusakan satu unit angkot mewarnai kerusuhan yang semakin meluas.

Jumlah polisi yang berada di lokasi kejadian tidak cukup untuk meredam amukan massa, sehingga kerusuhan berlanjut hingga satu unit angkot dirusak oleh pengemudi ojek online.

Sementara itu, ratusan pengemudi ojek online lainnya terus berdatangan, memperparah situasi.

Kompol Tahir Muhiddin, Wakil Kepala Polres Sukabumi Kota, menegaskan bahwa tidak ada bentrokan besar antara sopir angkot dan pengemudi ojol, melainkan hanya miskomunikasi yang berujung pada adu mulut.

Polisi kemudian mengamankan lokasi dan mengajak perwakilan dari kedua belah pihak untuk berkumpul di Polres guna mencari solusi bersama.

Pihak kepolisian berharap agar para sopir angkot dan pengemudi ojol dapat kembali beraktivitas seperti biasa dan lebih mengutamakan kepentingan ekonomi untuk keluarga mereka.

Sementara itu, inventarisasi kerugian dan korban dari kedua belah pihak tengah dilakukan, dan surat pernyataan kesepakatan akan disusun untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Loading