PATRAINDONESIA.COM (Surabaya) – Kota Surabaya mulai Senin (10/1/2022) pekan depan akan menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Keputusan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri dan juga atas perintah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan proses PTM dilakukan melalui mekanisme pembagian 2 shif dalam sehari. Namun menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
” Tahap awal ini mekanismenya 50 persen shift pertama dan 50 persen shift kedua, jadi PTM tetap 100 persen,” kata Yusuf saat ditemui di kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya.
Mekanisme pembagian waktu tatap muka,
1. SD shift 1 pukul 07.00-09.00 WIB, dan shift 2 pukul 09.30-11.30 WIB.
2. SMP shift 1 pukul 06.30-09.30 WIB, dan shift 2 pukul 10.00-13.00 WIB.
3. PAUD dan TK pembelajaran dimulai pukul 08.00-09.20 WIB.
Dalam pelaksanaan PTM tetap mengedepankan protokol kesehatan. Peserta didik yang datang ke sekolah akan dicek suhu tubuhnya dengan thermogun, harus memakai masker dan harus cuci tangan.
Selain itu dihimbau juga agar pihak sekolah menyediakan sebuah ruang transit untuk mengatur siswa yang akan masuk dan keluar kelas maupun pulang sekolah.
Yusuf juga menyampaikan akan bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari satgas sekolah, Satgas Kampung Tangguh yang ada di sekitar sekolah, dan satgas yang ada di kelurahan dan kecamatan.
Harapannya mereka juga akan membantu mengarahkan dan mengingatkan anak-anak sekolah supaya tidak bergerombol, baik ketika akan memasuki sekolah hingga kelas maupun ketika keluar sekolah.
Dalam kegiatan ini diharapkan juga peran serta para orang tua untuk bisa mempercayakan anak-anaknya belajar di sekolah mengikuti PTM.
” Jadi kami tetap meminta persetujuan orang tua peserta didiknya. Kalau pun masih ada siswa yang belum bisa mengikuti PTM ini, maka kami akan siapkan pembelajaran secara hybrid,” kata Yusuf kembali.
Achmad Suharto Wakil Ketua PGRI Surabaya menyampaikan bahwa dalam menyambut PTM 100 persen ini para guru telah siap. Termasuk dalam menjaga prokes ketat di sekolah.
” Kami sudah mempersiapkan diri menghadapi PTM di sekolah. Prokes ketat akan kita jalankan di sekolah bahkan para guru akan bergantian piket menjadi satgas COVID-19 di sekolahnya masing-masing,” kata Achmad
“Para guru dan karyawan sekolah wajib ikut aktif bersama-sama menjaga supaya anak-anak didik tidak berkerumun di sekolah,” kata Achmad Kembali.
Dari sumber informasi lain yang didapatkan bahwa nantinya program PTM yang dijalankan akan dievaluasi. Baik terkait dengan prokesnya maupun kesiapan anak didiknya.
Jika dalam satu pekan pertama di evaluasi hasilnya PTM bagus, maka pada pekan berikutnya tidak ada shift lagi dan langsung masuk 100 persen.
Erwin Darmogo, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya menyampaikan bahwa pihak sekolah menyambut baik PTM 100 persen ini. Sebab, inilah yang ditunggu-tunggu selama ini oleh para siswa dan wali murid.
Teguh/Red/PI