PATRAINDONESIA.COM ( PEMALANG) – Seorang ibu berinisial P (36) asal Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang menyimpang jenazah anaknya yang diduga sudah meninggal lebih dua bulan lalu.
Jenazah SAR (14) yang merupakan siswi di salah satu SMP di Kecamatan Moga ini pun akhirnya dimakamkan setelah tokoh agama, Forkopimcam mendatanginya untuk memberikan pemahaman.
Kapolsek Moga, AKP Dibyo Suryanto saat ditemui di kantornya, Selasa (11/1/2022) mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari perangkat Desa Plakaran, terkait adanya warga yang belum memakamkan anaknya yang telah meninggal dunia, Minggu (9/1/2022) kemarin.
Setelah menerima laporan, pihaknya bersama bersama Forkopimcam dan tokoh agama mendatangi warga tersebut.
“Motifnya si ibu ini karena menganggap bahwa anaknya sedang sakit dan belum meninggal serta ada denyut nadinya,” kata dia.
Melalui pendekatan persuasifnya bersama Forkopimcam dan tokoh agama, lanjut Dibyo, akhirnya kedua orang tua SA mengizinkan petugas untuk melakukan pemeriksaan secara medis.
“Hasil pemerikasaan yang dilakukan petugas medis dari Puskesmas Banyumudal Moga, SA dinyatakan sudah meninggal karena penyakit TB Paru yang dideritanya. Setelah diberikan pengertian akhirnya keluarga mau memakamkannya,” ungkap dia.
Sementara itu, Camat Moga, Umroni menyampaikan, tidak ada satu warga pun yang mengetahui jika SAR sudah meninggal, bahkan diprediksi sudah sekitar 2 bulan lebih.
Hal ini dikarenakan orang tua SAR sangat tertutup. Bahkan ketika pihak sekolah mencoba menjenguk untuk melihat kondisi SAR yang sedang sakit tidak diizinkan.
“Ini diketahui setelah ada warga yang mengetahui dan melaporkan ke perangkat desa. Bu Kades berkoordinasi dengan kami, Polsek, Koramil dan tokoh agama hingga akhirnya jenazah SAR bisa dimakamkan,” ucapnya.
Umroni juga menyebut peristiwa itu juga pernah terjadi sebelumnya, yakni sekitar dua tahun lalu. P sengaja menyimpan jenazah saudaranya yang sudah meninggal. Ia pun berharap kasus tersebut tidak terjadi lagi karena memakamkan jenazah adalah kewajiban bersama.
“Saat datang ke rumah memang tidak ada bau mayat sama sekali. Makanya tidak ada warga yang mengetahuinya. Saya minta RT juga untuk memantau agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu tokoh agama dari MUI Kecamatan Moga, Zaenuri mengaku sebelumnya tidak mengetahui ada warga yang tidak memakamkan jenazah anggota keluarganya yang sudah meninggal.
“Tahunya ya baru sekarang. Jadi Bu Kades minta saya untuk memberikan pemahaman kepada pihak keluarga agar jenazah segera dimakamkan. Alhamdulillah setelah melalui proses panjang, akhirnya keluarga mau memakamkan jenazah anaknya,” jelas dia. (Wawan/Red/PI)