PATRAINDONESIA.COM (PALANGKA RAYA)
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palangka Raya terus berupaya memberikan layanan kesehatan yang optimal bagi seluruh penghuninya, termasuk anak binaan, tahanan anak, dan para pegawai. Hal ini dibuktikan dengan perpanjangan kerja sama dengan Evan Kristanto Gampa, Penanggung Jawab Teknis Klinik Pratama di lingkungan LPKA.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang berlangsung ini menandai komitmen kuat LPKA untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di lingkungan pembinaan.
Kepala LPKA Kelas II Palangka Raya, Suwarto, menekankan pentingnya kolaborasi dengan tenaga medis profesional untuk memastikan seluruh penghuni LPKA mendapatkan hak dasar berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas.
“Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dijamin, termasuk bagi anak binaan yang berada di lingkungan kami. Kerja sama ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk memenuhi hak tersebut, sesuai dengan peraturan dan standar pelayanan yang berlaku,” katanya, kemarin, di Palangka Raya.
Kerja sama ini bertujuan untuk menghadirkan layanan kesehatan yang menyeluruh, mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin, pelayanan kesehatan dasar, hingga penanganan kasus-kasus darurat.
Suwarto menambahkan, melalui Klinik Pratama di LPKA Kelas II Palangka Raya diharapkan akan memberikan pelayanan kesehatan bagi pegawai LPKA, sehingga mendukung terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
Dengan adanya kerja sama ini, Kepala LPKA Palangka Raya juga berharap dapat beroperasi secara lebih optimal, baik dari segi sumber daya manusia maupun peralatan medis.
“Kami ingin menjadikan Klinik Pratama sebagai tempat yang nyaman dan mudah diakses oleh anak binaan dan pegawai. Ini adalah bentuk dukungan kami terhadap pembinaan anak-anak agar mereka memiliki kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik di masa depan,” jelasnya.
Hal ini menunjukan komitmen LPKA dalam menghadirkan layanan kesehatan yang optimal dan berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya menunjukkan bahwa LPKA lakukan upaya maksimal terhadap pemenuhan hak anak binaan, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan kesehatan di lingkungan pembinaan.
“Dengan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, anak binaan dapat fokus pada pemulihan dan proses rehabilitasi, sehingga siap untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik,” pungkas Suwarto. (*)
Komentar