PATRAINDONESIA.COM-KUKAR– Panel Survei Indonesia (PSI) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan keunggulan pasangan calon Dendi Suryadi-Alif Turiadi.
Berdasarkan survei ini, pasangan Dendi-Alif mencatatkan elektabilitas 53,7% pada simulasi tertutup, mengungguli petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin yang hanya meraih 32,6%.
Pada survei yang digelar dengan metode tertutup, pasangan Dendi-Alif memperoleh dukungan mayoritas dengan 53,7%.
Baca juga : Survei LKPI: Pasangan Dendi-Alif Unggul dalam Pilkada Kukar, Elektabilitas Tembus 60,8%
Sementara pasangan petahana, Edi Damansyah-Rendi Solihin, tertinggal di angka 32,6%, dan pasangan independen Awang Yacoub Luthman-Akhmad Jaiz berada di posisi jauh dengan 2,3%. Sebanyak 11,4% responden mengaku belum menentukan pilihan mereka.
Direktur Eksekutif PSI, Mahendra Zaini, mengungkapkan bahwa rendahnya elektabilitas pasangan petahana disebabkan oleh tingkat kepuasan publik yang berada di bawah 50%.
Menurut Zaini, survei mencatat 62,8% masyarakat Kukar merasa tidak puas dengan kinerja Edi Damansyah dan Rendi Solihin selama dua periode kepemimpinan mereka.
Ketidakpuasan masyarakat terutama terkait dengan layanan dasar yang dinilai belum optimal.
Sekitar 68,8% responden menyebut akses jalan dan jembatan di kawasan permukiman masih kurang memadai, sementara 73,8% mengeluhkan cakupan layanan air bersih dan listrik yang masih terbatas di wilayah terpencil.
Baca juga : Margarito Kritik Keras! Gugatan Pilkada Kukar Ditolak, “Penggugat Alami Kerugian Konstitusional”
Selain itu, petani Kukar (69,3%) merasa tidak mendapatkan dukungan yang cukup dalam hal akses irigasi.
Sektor pendidikan juga menjadi sorotan dalam survei ini. Sebanyak 70,2% masyarakat Kukar menyebutkan minimnya fasilitas sekolah menengah atas, sehingga ribuan siswa kesulitan mendapatkan akses pendidikan tingkat SMA.
Hal ini turut memperkuat anggapan bahwa masyarakat Kukar membutuhkan perubahan kepemimpinan.
Pengamat komunikasi politik Frans Immanuel Saragih menilai bahwa ketidakpuasan masyarakat Kukar menjadi indikator adanya masalah dalam komunikasi antara penguasa dan rakyatnya.
“Rakyat merasa janji-janji yang disampaikan tidak sesuai dengan realitas,” ujar Frans.
Survei PSI ini melibatkan 1.480 responden yang dipilih secara acak dari total populasi pemilih di Kukar. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung selama 29 Oktober hingga 8 November 2024, dengan margin of error ±2,54% pada tingkat kepercayaan 95%.
Baca juga : Pengembangan Jalur Kereta Api di Kawasan IKN
Pengawasan kualitas dilakukan secara ketat untuk memastikan keakuratan data.
Menurut Frans, situasi ini menjadi keuntungan bagi Dendi-Alif. “Kekecewaan masyarakat terhadap petahana membuka peluang bagi pemimpin baru.Kini, tantangan terbesar adalah bagaimana tim kampanye Dendi-Alif mampu menjaga komunikasi efektif dengan masyarakat dan mendengarkan harapan mereka,” ujarnya.
Komentar