PATRAINDONESIA.COM (Tamiang Layang) – PT. Aljabri Buana Citra (ABC) akhirnya mengundang pihak Ahli Waris dan Tim Ulayat Adat Suku Dayak Lawangan yang masuk Desa Kotam dan Desa Mawani.
Hal ini disampaikan oleh management PT. Aljabri Buana Citra (ABC) Hengky melalui via WhatsApp, Senin (25/7/2022)
Kabar gembira ini disampaikan ketika Ahli Waris dan Tim Ulayat Adat Suku Dayak Lawangan menyampaikan pernyataan sikap dan finalisasi terhadap tuntutan mereka kepada PT. Aljabri Buana Citra (ABC) yang saat ini sedang melakukan penambangan batu bara di tanah ulayat adat mereka.
Dari pantauan Wartawan Patraindonesia.com pertemuan Ahli Waris dan Tim Ulayat Adat Suku Dayak Lawangan berdasarkan undangan Damang Kepala Adat Benua Lima di Sekretariat Kadamangan Desa Bentot, Kecamatan Patangkep Tutui, Kabupaten Barito Timur (Bartim) Propinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Senin (25/7/2022).
Selain Ahli Waris dan Tim Ulayat Adat turut hadir perwakilan dari PT. Bhadra Cemerlang Lestari (BCL) Pancison dan rekan.
Pancison mengungkapkan bahwa kehadiran kali ini mewakili pimpinan.
“Pimpinan mewakilkan saya dan rekan, hadir dalam undangan Damang Benua Lima namun tidak ada pesan atau pentunjuk dari pimpinan untuk menyampaikan sesuatu apa pun dalam pertemuan ini, ” ujar Pancison.
Sementara Hengky mewakili management PT. Aljabri Buana Citra (ABC) via VC dan WhatsApp menyampaikan permohonan maaf tidak bisa hadir dalam pertemuan ini karena kendala kendaraan operasional dipakai oleh teman lapangan lainnya.
“Saya atas nama management memohon maaf tidak bisa hadir dalam pertemuan ini, namun Dewan Direksi dan Dewan Komisaris akan mengundang hari Kamis (28/7/2022) untuk pertemuan, yang diundang 4 orang Ahli Waris/perwakilan, 2 orang Tim Ulayat dan 2 orang dari Tim Kadamangan,” jelas Hengky.
Ketua Tim Ulayat Adat Suku Dayak Lawangan, Robert G. Rana. SH meapresiasi atas niat baik pihak PT. Aljabri Buana Citra (ABC) yang mengundang untuk pertemuan tersebut.
“Saya mengapresiasi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT. Aljabri Buana Citra (ABC) yang mengundang kami untuk pertemuan hari Kamis (28/7/2022). Harapannya semoga dalam pertemuan tersebut bisa menghasilkan kesepakatan atau perjanjian dengan kami pemilik tanah Ulayat Adat Suku Dayak Lawangan,” tutup Robert. (Mardianto/red/PI)
