oleh

TNI -AL Hibahkan Pesawat dan Tank Tempur Kepada Pemkab Madiun. Pemkab Mau Perang?

PATRAINDONESIA.COM,(Madiun) – TNI AL menghibahkan peralatan tempurnya berupa pesawat Nomad N24 P843, Tank Amfibi PT-76 dan Howitzer M30 ke Pemerintah Kabupaten Madiun.

Untuk apa? Pemerintah Kabupaten Madiun mau perang? Tentu saja tidak.

Hibah dari TNI angkatan Laut tersebut untuk dijadikan monumen oleh Pemerintah Kabupaten Madiun . Serta diresmikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamama Yudo Margono, Minggu (16/1/2022).

Perlu diketahui, Tank Amfibi-76 yang dipasang di depan pintu tol Dumpil, merupakan kendaraan lapis baja buatan Uni Sovyet pada tahun 1951 dan masuk dalam jajaran TNI AL tahun 1964.

Tank tersebut pernah digunakan Korp Marinir TNI AL dalam operasi Dwikora di Kalimantan tahun 1964-1965, Operasi Seroja Timor Timur tahun 1975-1979, serta Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh tahun 2002-2005.

Sementara itu, Meriam Howitzer M30 yang juga merupakan buatan Uni Sovyet tahun 1939. Senjata artileri medan tersebut memiliki kaliber 122 mm dengan jarak maksimal 11,8 km.

Meriam tersebut juga memiliki sejarah panjang dan sudah melewati berbagai pertempuran bersama TNI AL.

” Dulu pesawat-pesawat kecil ini ( Nomad N24 P843 ) yang menjadi pendeteksi kelautan kita dan tank amfibi yang mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut, sehingga memiliki sejarah yang tinggi,” ujar Kasal

Kasal menambahkan, dengan adanya monumen alutsista di Madiun, diharapakan dapat menanamkan nilai patriotisme dan nasionalisme serta heroisme perjuangan para prajurit TNI AL pada masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Kabupaten Madiun.

“Nilai patriotisme dan nasionalisme serta heroisme perlu ditanamkan pada generasi muda sekarang. Sehingga Mereka mengetahui perjuangan TNI AL dan bangga kepada Negaranya,” tutur Yudo Margono

Bupati Madiun Ahmad Dawami yang didampingi Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto mengucapkan terimakasih dan berharap dengan adanya monumen itu akan memberikan efek psikologis tersendiri bagi masyarakat khususnya stigma tentang peristiwa 1948.

“Ini membawa dampak psikologis yang luar biasa bagi masyarakat Kabupaten Madiun. Ini menjadi semangat baru dan bisa menjadi penghapus stigma 1948 dimana Kabupaten Madiun tidak terlibat,” tuturnya

Bupati Madiun berharap, dengan berdirinya monumen alutsista ini, dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan di Kabupaten Madiun.

Selain itu mampu memberikan semangat dan motivasi bagi para pemuda yang ada di Kabupaten Madiun tentang sikap nasionalisme dan patriotisme. (Riko/Red/PI)

Loading