PATRAINDONESIA. COM (Jakarta) — Alat deteksi Covid-19 menggunakan alat buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) akan diberlakukan secara massal mulai 5 Februari 2021.
Seperti dikemukakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, tes itu akan diberlakukan terhadap penumpang kereta api dan bus untuk jarak tempuh tertentu.
Ketua tim pengembang GeNose, Prof Kuwat Triyana mengatakan izin edar GeNose dari Kementerian Kesehatan turun pada hari Kamis (24/12/2020). Izin itu keluar setelah pihaknya melakukan pengajuan ke kepada otoritas kesehatan.
“Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,” katanya kepada wartawan secara tertulis pada Sabtu (26/12/2020).
Adapun setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama, yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN, untuk didistribusikan.
Mereka berharap agar jumlah GeNose C19 yang masih terbatas ini dapat memberikan dampak maksimal. “Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari,” ucapnya.
“Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,” jelasnya.
Menteri Budi Karya memilih untuk menggunakan GeNose pada bacth pertama mengingat pentingnya di sektor transportasi. Tidak lagi menggunakan rapid test yang biayanya mencapai Rp100.000. Dengan GeNose ini harganya hanya Rp20.000 (sekali cek). Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp15.000, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” kata Menteri Budi. (yes/red/PI)