PATRAINDONESIA.COM – Jalur kereta api Makassar-Parepare akan melintasi lima kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Yaitu Kota Makassar, Kab. Maros, Kab. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Kab. Barru, serta Kota Parepare. Direncakanan terdapat 23 stasiun di sepanjang jalur ini.
Di Makassar, jalur kereta terkoneksi dengan Pelabuhan Makassar New Port, sedangkan di Kabupaten Barru terhubung dengan Pelabuhan Garongkong. Jalur ini juga akan dihubungkan dengan Bandara Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros.
Rel Kereta api di Sulawesi Selatan memiliki lebar 1.435 milimeter. Ini jauh lebih lebar dari rel KA yang ada di Jawa dan Sumatera. Dengan rel yang lebar akan mampu menampung kapasitas yang lebih besar pula.
Dengan lebar rel 1.435 milimeter, kecepatan maksimal kereta api Trans-Sulawesi mencapai 200 kilometer per jam. Di Jawa, dengan lebar rel 1.067 milimeter, kecepatan tertinggi 120 kilometer per jam.
Rel di Sulawesi juga mampu menahan beban gandar yang lebih berat. Pada rel di Jawa, jumlah beban yang bisa ditahan ialah 18 ton, sedangkan rel Trans-Sulawesi mampu menahan beban 25 ton. Dengan demikian, KA di Sulawesi akan memiliki kapasitas angkut yang lebih besar.
Jalur Trans-Sulawesi juga dirancang tidak memiliki pelintasan sebidang, sehingga perjalanan kereta tidak akan mengganggu lalu lintas jalan raya.
Juga memiliki beberapa terowongan untuk hewan ternak sapi yang cukup banyak berkeliaran bebas. Maka, risiko kecelakaan tabrakan kereta api dengan kendaraan, seperti mobil atau sepeda motor, bisa dikatakan tidak ada. Kecuali terhadap hewan sapi yang sulit dihindari tertamper KA, kendati sudah disediakan sejumlah terowongan untuk dilewati hewan sapi.
KA di Sulawesi Selatan tidak hanya difokuskan membawa penumpang, namun juga untuk angkutan barang. Jalur ini akan menghubungkan titik-titik potensial. Jalur ini akan ke arah Kota Makassar, menuju Pelabuhan Makassar yang baru (Makassar New Port). Kendati sekarang baru sampai Maros dan tidak lama lagi sudah terhubung dengan Stasiun Mandai dekat Bandara Udara Internasional Hasanuddin.
Kemudian yang arah ke Barru, sudah terhubung dengan Pelabuhan Garongkong (Kab. Barru). Selanjutnya ada percabangan ( _siding_) ke arah Pabrik Semen Tonasa.
Tujuannya adalah truk-truk yang mengangkut semen akan langsung terintegrasi dengan Stasiun Mangilu
Setelah selesai, akan terdapat tujuh stasiun besar, yaitu Stasiun Tallo (Makassar _New Port_), Stasiun Maros, Stasiun Pangkajene, Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Barru, Stasiun Lumpue dan Stasiun Soreang.
Selain itu masih ada 9 stasiun kecil, seperti Stasiun Parongloe, Stasiun Mandai, Stasiun Ramang-Ramang, Stasiun Labakkang, Stasiun Ma’ran, Stasiun Mandalle, Stasiun Takkalasi, Stasiun Mangkoso dan Stasiun Palanro. Juga ada tambahan 3 stasiun kecil ( _siding track_), yaitu Stasiun Bosowa, Stasiun Tonassa dan Stasiun Garongkong. Ada juga Depo dan Balai Yasa di Maros.
Terhubung Bus Trans Mamminasata
Jalur KA Makassar – Parepare telah terhubung dengan layanan Bus Trans Mamminasata koridor Mall Panakukkang – Bandara Internasional Hasanuddin – Stasiun Maros via Jalan Tol.
Bus Trans Mamminasata beroperasi di wilayah aglomerasi Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar) sejak 13 November 2021. Total panjang dilayani adalah 196 km.
Sekarang sudah beroperasi 4 koridor, yaitu Mall Panakukkang Square – Pelabuhan Galesong 69 km, Mall Panakukkang Square – Bandara Internasional Sultan Hasanuddin 51 km, Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) – Kampus 2 Politeknik Ilmun Pelayaran (PIP) 43 km dan Kampus Teknik Unhas Gowa – Mall Panakukkang Square 33 km.
Lebaran tahun ini bagi masyarakat Sulawesi Selatan akan terasa beda. Dengan beroperasinya KA Makassar – Parepare, masyarakat di Sulawesi Selatan sudah dapat menikmati moda KA sebagai angkutan lebaran. Moda KA tidak hanya dapat dinikmati masyarakat di Jawa dan sebagian Sumatera.
Pembangunan perkeretaapian sudah merambah ke Pulau Sulawesi dan tidak lama lagi akan beroperasi di Pulau Kalimantan. (*/Red/PI)
*) Djoko Setijowarno*, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).