oleh

MIN 5 Bandar Lampung Adakan Ekstrakurikuler Robotika.

PATRAINSONESIA.COM (Lampung) – Madrasah Ibtidaiyah Negri (MIN) 5 Bandar Lampung mengadakan ekstrakurikuler Training Of Training (TOT) Robotika guna mendidik siswa menjadi trainer teknologi.

Acara di gelar di lokasi Min 5 Bandar Lampung Senin (23/5/2022).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala MIN 5 Bandar Lampung Junaidy, S.Pd., M. Kes kepada Patra Indonesian, Senin (23/5/2022).

“Training Of Trainer (TOT) robotika MIN 5 Bandar Lampung diadakan untuk menjawab perkembangan di era digital saat ini, guru juga harus di-upgrade keilmuannya tentang robotika,” ungkapnya

Kami berencana mengirim siswa MIN 5 untuk mengikuti lomba robotika di Jakarta dan Korea,” jelasnya.

Kepala Kemenag Bandar Lampung Drs. H. Makmur, M.Ag berharap siswa MIN 5 Bandar Lampung bisa mendapat gelar dalam kejuaraan robotika.

Dalam urusan teknologi, Kemenag sangat mendukung apa yang dilakukan oleh MIN 5 Bandar Lampung, “Kami berharap mereka menjadi siswa madrasah yang hebat dan menjadi percontohan madrasah lainnya,” kata Makmur.

Dilain kesempatan Andriana salah seorang guru racer robotic Indonesia menjelaskan perkembangan dunia robotika dan pentingnya pembelajaran Robotika.

“Pembelajaran mengenai robotika ini diharapkan dapat melatih kreativitas siswa, metode berpikir efektif, meningkatkan wawasan, pengetahuan tentang teknologi, melatih keahlian berorganisasi (tim kerja) dalam membuat suatu benda sesuai dengan imajinasi mereka dan melatih fokus perakitan memasang setiap komponennya,” ujar Andriana.

“Pembelajaran robotika ini dapat dimulai dari tiga bagian dasar yaitu elektronik, mekanik, dan pemrograma,”ucapnya

Saat ini, pembelajaran robotika sejak dini banyak diterapkan di berbagai negara seperti Inggris. Hal ini disebabkan potensi berkembangnya teknologi robot yang sangat besar di masa depan. Salah satu contohnya adalah dunia industri yang mulai menggunakan robot sebagai pembantu tenaga manusia di proses produksi untuk menjangkau tingkat produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.

Di akhir, pemateri menegaskan agar siswa mencoba dan memulai terlebih dahulu.

“Kalau pun siswa tidak memiliki kemampuan perhitungan dan kreativitas yang tinggi, hal tersebut bisa diasah seiring berjalannya proses perakitan robot. Yang penting ada minat atau kecintaan terhadap robotika,” ungkap pematerilelaki yang memakai baju merah. (Pernong/Red/PI).

Loading