oleh

Mau Terjun ke Bisnis Aplikasi Ojol? Pastikan Tidak Bangkrut Seperti Tujuh Perusahaan Berikut

PATRAINDONESIA.COM (Jakarta) – Kian santer terdengar kasak-kusuk bermunculan di kalangan pebisnis. Mereka berniat terjun ke bisnis aplikasi ojek online.

Ternyata bisnis yang satu ini tidak semudah dibayangkan. Ada yang baru muncul sudah langsung nyungsep. Ada yang berkibar, tahu-tahu esok harinya terjun bebas..

Banyak permasalahan. Ada yang karena modal cekak, ada yang karena salah kelola..

Meskipun banyak diminati, banyak perusahaan sejenis yang lain terpaksa harus gulung tikar alias bangkrut.

Media CNBC yang terbit hari ini, 9 April 2023 ini melaporkan adanya tujuh perusahaan aplikasi ojol terjun bebas..

Berikut para pemain dalam transportasi online yang kemudian satu per satu tak terdengar lagi namanya karena bangkrut.

1. Uber
Uber angkat kaki dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 2018. Sejak itu mereka menjual seluruh bisnis kepada Grab, sehingga mitra pengemudi Uber banyak yang berpindah ke platform Grab atau bahkan Gojek.

2. LadyJek
LadyJek menjadi salah satu ride hailing yang sempat menggemparkan menjadi ojek online dengan pengemudi wanita untuk kaum wanita. Dengan hampir 3.300 pengemudi, LadyJek terlihat sukses saat itu. Namun akibat keterbatasan modal, mereka juga harus gulung tikar.

3. Blujek
Saingan terbesar Gojek dan Grab ini juga gulung tikar. Berbeda dengan kedua ride hailing tersebut, Blujek mengenakan warna biru dan memiliki armada cukup besar saat itu.

4. OjekArgo
OjekArgo sudah tidak aktif sejak 2017. Berbeda dengan aplikasi lain, dahulu pelanggan yang membutuhkan layanan ride hailing ini hanya perlu instal aplikasi dan tidak perlu mendaftarkan diri atau membuat akun di aplikasinya.

5. Topjek
Saat rilis, TopJek menawarkan tarif murah tanpa promo, dengan fitur unggulan chat room, yang kala itu belum ada di aplikasi milik Gojek dan Grab. Mereka juga membatasi pengemudi hingga 10.000 driver dengan seleksi ketat. Meski terlihat menjanjikan, nyatanya Topjek tidak bisa bertahan.

6. Call Jack
Calljack merupakan aplikasi ride hailing lokal asal Yogyakarta. Layanan mereka sama dengan Gojek/Grab, dengan dua opsi layanan Calljack dan O’Jack. Sayangnya nama mereka hilang bak ditelan bumi.

7. Ojekkoe
Ojekkoe sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi, sebelum akhirnya tidak aktif. Padahal Ojekkoe menjadi ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari tugas akhir pendirinya, Katon Muchtar, di mana layanan mereka hanya memungut biaya minim Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.

Nah, siapa yang sekarang ancang-ancang mau mengaspal? Tunggu tanggal mainnya. Sekarang baru mempersiapkan stamina. (*/Red/PI)

Loading