PATRAINDONESIA.COM (Jakarta) Ribuan massa dari ojek online (ojol) yang tergabung dalam komunitas Laskar Malari melakukan aksi demo menolak kenaikan harga BBM di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Jumat, 9 September 2022.
Berdasarkan keterangan pers yang dibagikan, sebagai pengemudi ojol mereka mengaku paling terdampak akibat kenaikan harga BBM
Aksi ini dipicu naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dirasa oleh para pengemudi ojol membuat pihaknya semakin tercekik dari sisi ekonomi.
“Bagi pengemudi ojek online yang dalam keseharian mencari nafkahnya sangat tergantung dengan suplai dan harga BBM,” kata mereka.
“Tarif yang selama ini sangat tidak berpihak serta besarnya potongan yang dilakukan oleh aplikator sebesar 20 persen, memberatkan kami, ” ujar mereka.
Kondisi mereka juga diperparah dengan tidak adanya jaminan perlindungan.
“Tidak adanya perlindungan hukum saat kami mencari nafkah oleh pemerintah, jelas membuat pengemudi ojek online adalah yang terkena dampak terbesar dari kenaikan BBM ini,” ungkapnya.
Dalam aksi itu, massa membawa tiga tuntutan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Berdasarkan pantauan Patraindonesia.com, pada spanduk yang terpampang di mobil komando bertuliskan “REZIM GAGAL”, serta tulisan di bawahnya berisikan tuntutan dari ojol.
Karenanya dalam unjuk rasa ini mereka menyampaikan sejumlah tuntutannya, yaitu:
1. Rasionalisasi tarif ojek online nasional atas dampak kenaikan harga BBM.
2. Pemerintah harus mempercepat terwujudnya payung hukum bagi profesi ojek online.
3. Biaya sewa aplikasi ojek online maksimal 10 persen untuk semua aplikator.
“Semoga aksi ini mendapat respon positif dari pemerintah. Dan merintah mengoreksi kebijakannya yang tidak pro-rakyat. Terutama rakyat yang hidup serba susah, seperti kaum ojol,” kata Sophian dari komunitas Patra Indonesia di tengah aksi. (Lucia/Red/PI)