PATRAINDONESIA.COM (Barito Selatan) – Perlunya Control orang tua dalam memberikan ponsel pintar bagi buah hati mereka. Pasalnya, dilihat dari sisi negatifnya, keterbukaan informasi juga bisa membawa kita kearah yang negatif. Khususnya bagi anak usia dibawah umur.
Oleh sebab itu, hendaknya orang tua di era teknologi semakin canggih saat ini, lebih waspada dan bijak dalam memberikan ponsel pintar atau gadget kepada buah hatinya.
“Mengingat, pentingnya komunikasi interpersonal dalam proses pertukaran informasi, ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih,” kata Anggota DPRD Barsel Perlunya Control Orang Tua Berikan Ponsel Pintar Bagi Buah Hati
PATRAINDONESIA.COM (Barito Selatan) – Perlunya Control orang tua dalam memberikan ponsel pintar bagi buah hati mereka. Pasalnya, dilihat dari sisi negatifnya, keterbukaan informasi juga bisa membawa kita kearah yang negatif. Khususnya bagi anak usia dibawah umur.
Oleh sebab itu, hendaknya orang tua di era teknologi semakin canggih saat ini, lebih waspada dan bijak dalam memberikan ponsel pintar atau gadget kepada buah hatinya.
“Mengingat, pentingnya komunikasi interpersonal dalam proses pertukaran informasi, ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih,” kata Anggota DPRD Barsel Ensikawatika Wijaya, Senin (12/12/2022) kemarin.
DiContohkan dia, komunikasi interpersonal antar pribadi seperti percakapan antara kedua teman, percakapan keluarga, dan percakapan antara tiga orang.
Komunikasi interpersonal bisa terjadi dimana saja ketika menonton film, belajar, dan bekerja. Komunikasi interpersonal bisa disebut komunikasi antar pribadi. Efektivitas antar pribadi ditentukan oleh seberapa jelas pesan yang disampaikan.
“Jika orang tua tidak bijak memberikan gadget pada anak, akan sangat berdampak pada anak yang nantinya memiliki krisis sosial,” ucap Ensikawatika Wijaya yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Barsel itu.
Menurut wanita yang akrap disapa Ibu Susan ini, terjadinya krisis sosial pada anak akibat kurang intens atau dekatnya kedua orang tua kepada buah hatinya dalam berkomunikasi interpersonal.
“Tidak sedikit ada orang mengajak bicara si anak malah tidak menatap mata, karena si buah hati sibuk dengan gadgetnya,” jelas wanita berparas cantik ini.
Semua itu dinilai politisi dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Barsel ini, akibat banyak orang tua yang sengaja memberikan gadget pada anaknya, dengan tujuan agar mereka bisa lebih tenang. Padahal persepsi itu dinilai dirinya kurang tepat.
Justru, perihal tersebut berdampak pada kurangnya komunikasi interpersonal yang terbangun dilingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar bagi buah hati.
“Oleh karena itu berikan waktu terhadap anak yang dalam masa tumbuh kembangnya dengan bergerak dan berinteraksi bersama keluarga dan teman-temannya. Agar komunikasi interpersonal si buah hati terbangun dengan baik,” demikian pungkas Ensilawatika Wijaya. (Amr/Red/PI).
Komunikasi Interpersonal Wijaya, Senin (12/12/2022) kemarin.
DiContohkan dia, komunikasi interpersonal antar pribadi seperti percakapan antara kedua teman, percakapan keluarga, dan percakapan antara tiga orang.
Komunikasi interpersonal bisa terjadi dimana saja ketika menonton film, belajar, dan bekerja. Komunikasi interpersonal bisa disebut komunikasi antar pribadi. Efektivitas antar pribadi ditentukan oleh seberapa jelas pesan yang disampaikan.
“Jika orang tua tidak bijak memberikan gadget pada anak, akan sangat berdampak pada anak yang nantinya memiliki krisis sosial,” ucap Ensikawatika Wijaya yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Barsel itu.
Menurut wanita yang akrap disapa Ibu Susan ini, terjadinya krisis sosial pada anak akibat kurang intens atau dekatnya kedua orang tua kepada buah hatinya dalam berkomunikasi interpersonal.
“Tidak sedikit ada orang mengajak bicara si anak malah tidak menatap mata, karena si buah hati sibuk dengan gadgetnya,” jelas wanita berparas cantik ini.
Semua itu dinilai politisi dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Barsel ini, akibat banyak orang tua yang sengaja memberikan gadget pada anaknya, dengan tujuan agar mereka bisa lebih tenang. Padahal persepsi itu dinilai dirinya kurang tepat.
Justru, perihal tersebut berdampak pada kurangnya komunikasi interpersonal yang terbangun dilingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar bagi buah hati.
“Oleh karena itu berikan waktu terhadap anak yang dalam masa tumbuh kembangnya dengan bergerak dan berinteraksi bersama keluarga dan teman-temannya. Agar komunikasi interpersonal si buah hati terbangun dengan baik,” demikian pungkas Ensilawatika Wijaya. (Amr/Red/PI).