PATRAINDONESIA.COM (Barito Selatan) – Berdasarkan informasi yang diterima pihak Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui pemberitaan di beberapa media, bahwa telah terjadi dugaan teror terhadap oknum wartawan di Kabupaten Barito Timur (Bartim) di Tamiang Layang bernama Agustinus Bole Malo alias Agus.
Lantaran itu, pihak DPC AWPI Barsel meminta Polres Bartim mengusut tuntas dugaan teror terhadap oknum wartawan online Borneonews itu. Mengingat, kekerasan yang terjadi terhadap wartawan yang melaksanakan tugas suci menyampaikan informasi publik, senantiasa mengalami peningkatan secara nasional.
Oleh sebab itu, pihak DPC AWPI Barsel meminta pihak Polres Bartim mengusut tuntas kejadian itu. Agar persoalan tersebut tidak terulang kembali. Sebab segala tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan aturan dan hukum akan menerima segala konsekuensinya.
Karena, profesi wartawan yang melaksanakan tugas dilindungi Undang-Undang (UU) Pokok Pers Nomor 40 Tahun 1999. Jika ada yang merasa dirugikan terkait pemberitaan, seharusnya menempuh mekanisme hak jawab sesuai ketentuan UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 itu.
“Karena segala tindakan main hakim sendiri bukan eranya lagi saat ini. Ini Negara hukum. Negara ini negara berdaulat, bukan Negara preman,” tegas Ketua DPC AWPI Barsel Ade Soebara Noor yang akrab disapa Ade Karna ini, Selasa (19/07/2022) di Buntok.
Ketika media ini mengkonfirmasi Agustinus Bole Malo menguraikan, kejadian tersebut bermula ada tiga (3) pria tak dikenal, Minggu, 17 Juli 2022 sekitar pukul 13:45 WIB mendatangi rumah dirinya. Kebetulan Agus sapaan akrabnya saat itu sedang tidak berada di rumah, lantaran bekerja menjalankan profesinya sebagai wartawan.
Kebetulan saat itu istri dari Agus sedang berada sendirian di rumah. Kemudian datang tiga (3) orang pria mengetuk pintu dengan keras bernada kasar menanyakan keberadaan Agus tanpa menjelaskan apa tujuannya.
Istri Agus pun menjelaskan, bahwa suaminya tidak berada di rumah karena pergi meliput persiapan pameran pembangunan. Namun, jawaban istri dari Agus tidak memuaskan tiga (3) orang yang tidak dikenal itu. Kemudian dua (2) orang diantara pelaku memeriksa lewat jendela-jendela kamar yang kebetulan terbuka.
Setelah memeriksa tersebut, dan tidak menemukan orang yang mereka cari, tiga (3) orang yang semuanya mengenakan masker serta salah satunya memakai topi, bergegas pergi menaiki mobil yang diparkir agak jauh dari rumah.
“Sebelum masuk ke dalam mobil, isteri Agus sempat mendengar salah satu dari ketiga orang tersebut berkata dalam bahasa daerah ‘hinang-hinang’ yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti cepat-cepat,” jelas Agus.
“Pada saat kejadian itu hanya isteri yang ada di rumah. Sedangkan saya sedang memantau persiapan pameran pembangunan, sementara anak saya lagi mengikuti turnamen futsal. Kejadian ini pun baru saya ketahui setelah isteri menelpon agar saya pulang karena ada tiga (3) pria tak dikenal yang mencari saya dengan membentak istri saya,” tutur Agus, Selasa (19/07/2022) saat dihubungi melalui telepon seluler via WhatsApp.
Dia menjelaskan, selama ini dirinya merasa tidak mempunyai masalah sengketa dengan orang lain, baik karena ucapan maupun karena utang piutang. Namun dirinya menduga teror atau intimidasi ini terkait profesinya sebagai seorang jurnalis atau karena pemberitaan yang dibuatnya beberapa hari terakhir.
“Kalau ada masalah pasti mereka menyampaikan ke istri saya atau paling tidak meminta nomor telepon untuk menghubungi saya,” tutur Agus.
Akibat kejadian tersebut Agus melapor ke Polres Bartim dan meminta perlindungan dari kepolisian.
“Jadi tadi malam saya dan istri didampingi rekan-rekan pengurus dan wartawan dari PWI dan IWO sudah melaporkan kejadian itu untuk meminta perlindungan,” demikian pungkasnya. (Amr/Red/PI).