PATRAINDONESIA.COM (Barito Selatan) – Guna mengatasi gagal panen padi di Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA), Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah, perlunya pendalaman sungai sekitar.
Apabila sungai di sekitar area lahan padi di Kecamatan GBA itu tidak dilakukan pendalaman, sejumlah persawahan pada sejumlah desa itu akan terendam banjir, ketika curah hujan mengalami sedikit peningkatan, sehingga bukan lagi disebut gagal panen, akan tetapi gagal tanam.
Hal ini disampaikan Anggota DPRD Barsel Tamarzam, Kamis (10/11/2022) kepada awak media di Buntok.
“Pendalaman sungai tersebut dilakukan untuk mengalirkan air kalau di persawahan terjadi banjir,” ucap Tamarzam yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Barsel itu.
“Cara atau solusi gagal tanam padi di Desa Tabak Kanilan, Kayumban, Mukahaji dan sekitarnya dengan melakukan pendalaman sungai Bulung Ulak,” tambahnya lagi.
Berdasarkan informasi dari masyarakat pada waktu dirinya reses beberapa waktu lalu, anggota DPRD provinsi Kalimantan Tengah rencananya akan turun ke lapangan untuk melihat kondisi persawahan di kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA) ini.
Namun, anggota DPRD provinsi Kalimantan Tengah yang berjanji kepada masyarakat akan turun ke lapangan itu hingga kini masih belum juga datang.
“Lantaran perihal itu masyarakat mengharapkan kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) Barsel agar memperhatikan keluhan para petani disejumlah desa di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA) ini,” katanya.
Dia juga menyebut Pemkab Barsel hanya menganggarkan Rp100 juta rupiah untuk rekonstruksi saluran tersiernya saja. Dan, hal itu tentunya masih belum mampu mengatasi apabila di persawahan milik petani di sejumlah desa ini terendam banjir.
Oleh sebab itu dirinya berharap, sebelum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023 disyahkan, anggaran pendalaman Sungai Bulung Ulak ini dapat dianggarkan.
Sebab sambung dia, untuk solusi mengatasi permasalahan gagal tanam pada persawahan di sejumlah desa di Kecamatan GBS ini hanya dengan melakukan pendalaman sungai Bulung Ulak.
“Jika itu dilakukan, kami yakin air yang ke lahan persawahan dapat dicegah dan tidak menimbulkan banjir lagi di beberapa desa di Kecamatan GBA,” demikian pungkas Tamarzam. (Amr/Red/PI).