oleh

Assjian : LGBT Bertentangan Dengan Agama Islam Sesuai Dengan Kitab Al-Qur’an

PATRAINDONESIA.COM (Barito Selatan) – Assjian, merupakan wartawan yang bekerja di lapangan. Kesehariannya mencari dan mengolah data untuk dikupas ke dalam sebuah tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang kemudian diolah menjadi sebuah berita oleh media ditempat dirinya bekerja. Hingga berita tersebut menjadi konsumsi publik untuk dibaca.

Selain berprofesi sebagai seorang wartawan lapangan, Assjian juga diketahui sebagai Bendahara Organisasi Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (DPC AWPI) di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Kalimantan Tengah.

AWPI merupakan organisasi profesi yang menaungi insan pers. Organisasi profesi ini layaknya seperti organisasi profesi lainnya di Indonesia yang digolongkan sebagai organisasi masyarakat (Ormas).

Menyikapi isu yang beredar di media sosial terkait dengan akan berkumpulnya organisasi Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Barsel, membuat dirinya angkat bicara. Menurut dia, LGBT itu ada sejak zaman Nabi Luth Alaihissalam (As). Sejarah itu tercatat dalam Al-Qur’an, kitab sucinya umat Islam.

Karena, Kitab Al-Qur’an adalah kitab yang diyakini dirinya sebagai pelengkap kisah sejarah awal penciptaan segala sesuatu sampai akhir zaman atau kiamat lantaran alam semesta ini dihancurkan tanpa satupun yang tersisa, kecuali Allah S.W.T itu sendiriNYA yang Maha Hidup.

Dijelaskan dia, Al-Qur’an mengabadikan kisah umat yang diazab dan dihancurkan oleh Allah S.W.T menyerupai gempa yang ditimpakan kepada negeri-negeri Luth. Umatnya dilenyapkan dengan fenomena tersebut yang disertai pula dengan hujan debu, batu-batu beterbangan, amblasnya tanah, dan lenyapnya kota-kota secara menyeluruh ke dalam perut bumi.

Azab itu lantaran kedurhakaan mereka kepada Allah S.W.T dan Nabi serta Rasul Luth As. Di antara banyaknya kisah tersebut, terdapat sebuah kisah yang menceritakan tentang umat Nabi Luth yang penduduknya melakukan perbuatan keji yaitu homoseksual.

Homoseksual atau liwath merupakan salah satu jenis orientasi dalam LGBT adalah perbuatan asusila yang terkutuk dan menunjukkan bahwa pelakunya mengidap penyimpangan psikologis dan tidak normal.

Al-Qur’an memandang LGBT merupakan penyakit. Dikarenakan fıtrah manusia yang telah dianugerahkan Allah S.W.T yaitu dengan melestarikan keturunan dengan segala martabat manusianya. Firman Allah S.W.T dalam surat An Nisa Ayat 1 (satu).

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu yaitu Nabi Adam dan Allah menciptakan pasangannya yaitu Hawa dari dirinya dengan jenis kelamin wanita, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak sampai hari kiamat,” jelasnya.

“Semua itu Saya mengetahuinya dari kitab suci Al-qur’an bahwa Alquran penuh cerita para nabi dan rasulnya sebelum Nabi Muhammad S.A.W dilahirkan kemuka bumi dengan membawa rahmatan lil a’lamin untuk alam semesta,” Kata Assjian, Sabtu (01/10/2022) kepada media ini.

Perilaku LGBT merupakan penyimpangan fitrah yang telah diciptakan Allah S.W.T atas manusia, bahkan atas seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Fitrah tersebut dalam hal perkara seksual, yaitu untuk condong kepada lawan jenis. Karena Dia (Allah S.W.T) membangun kehidupan ini atas kaidah perkawinan.

Tak dapat dimungkiri, rekam sejarah mengenai LGBT tidak lepas dari perilaku umat Nabi Luth. Apa yang terjadi pada kaum Sodom (umat Nabi Luth) yaitu perilaku homoseksualitas sudah menjadi hal yang lumrah. Informasi Al-Qur’an mengenai homoseks atau liwath oleh Kaum Sodom terdapat dalam firman-Nya surat Al-Araf Ayat 80-81.

“Dan Kami juga telah mengutus Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapa kamu melakukan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini. Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas,’ Alqor’an surat Al Araf ayat 80-81,” ujar Assjian yang akrab disapa Pa Unan ini.

Karena teguran Nabi Luth terhadap kaumnya yang melakukan perbuatan sangat buruk, hingga perbuatan tersebut disifati sebagai al-fahisyah (perbuatan keji). Penyimpangan orientasi seks yang dilakukan kaum Sodom merupakan kebiasaan buruk dalam berhubungan seksual dengan sesama jenis.

Tidak cuma itu, Assjian menegaskan, bahwa keburukan besar dari kaum Nabi Luth setelah kemusyrikan adalah homoseksual. Azab pelaku homoseksual berdasarkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya pada ayat selanjutnya yaitu Ayat 83-84 Surat Al Araf menjelaskan bahwa Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Luth dan kaumnya yang beriman.

Sedangkan istri Nabi Luth yang bernama Walihah (mengutip pendapat dari Ibnu Katsir dalam (Al-Bidayah Wa Nihayah) termasuk orang yang sesat dari petunjuk.

Hal ini dibuktikan bahwa istrinya Nabi Luth turut membantu kaum Sodom  melakukan homoseksual dengan menjadi mata-mata mereka. Apabila ada tamu yang bertandang ke rumah Nabi Luth, maka dia akan memberikan informasi pada kaumnya.

Oleh sebab itu, Allah S.W.T memerintahkan Nabi Luth beserta pengikutnya yang beriman keluar dari negeri tersebut. Perintah itu bertujuan untuk menghancurkan kaum Sodom dalam keadaan hina di tempat tinggal mereka. Adapun azab yang Allah S.W.T turunkan kepada kaum Sodom diabadikan dalam surat Al Hijr 73-76.

“Tiba – tiba terdengar suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jungkir-balikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sungguh, (negeri) itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia), Al-Qur’an Surat Al Hijr 73-76,” demikian pungkas Assjian. (Amr/Red/PI).

Loading