oleh

ASN Barsel Diduga Tidak Disiplin Berdasarkan Informasi Laporan Wartawan Kepada Pj Bupati. IWO Kalteng : Tugas Wartawan Bukan Itu !!!

PATRAINDONESIA.COM (Palangka Raya) – Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Kalimantan Tengah (Kalteng) diduga tidak disiplin ke kantor pada Bulan Suci Ramadan 2024 atau 1445 Hijriah yang diduga informasi itu didapat berdasarkan laporan wartawan atau jurnalis kepada Penjabat (Pj) Bupati kabupaten setempat secara langsung.

Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online (PW IWO) Kalteng, Deni Liwan, menyampaikan tugas wartawan bukan itu. Semestinya seseorang yang berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis bekerja untuk media massa tertentu, seperti surat kabar atau majalah atau media online.

Individu wartawan atau jurnalis bertanggungjawab untuk menyusun dan menyampaikan berita kepada pembaca. Seorang yang berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis dapat mencakup berbagai bidang peliputan, termasuk politik, ekonomi, budaya, olahraga, dan lain sebagainya.

“Mengenai tugas seseorang wartawan atau jurnalis, memiliki berbagai tugas yang harus mereka lakukan dalam menjalankan profesi mereka. Tugas pokok dan fungsi wartawan atau jurnalis bukan sebagai seseorang yang harus melaporkan kepada Pj Bupati jikalau ada ASN diduga nggak ngantor di Bulan Suci Ramadhan atau lapor apa lah yang tidak berkenaan dengan urusan jurnalisme,” ucapnya, Selasa (19/03/2024) kepada media ini.

Dijelaskan dia, tugas seorang wartawan itu diantaranya adalah mengumpulkan Informasi yang akurat dan relevan. Seorang yang berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis melakukan riset, wawancara, observasi, dan pencarian data untuk mendapatkan fakta-fakta yang diperlukan dalam melaporkan suatu berita kepada publik.

Setelah mengumpulkan informasi tersebut dimaksud, seseorang yang berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis menulis berita dengan menggunakan gaya penulisan yang sesuai dengan standar jurnalisme.

Karena mengacu pada kebutuhan standar penulisan jurnalisme itu, wartawan atau jurnalis melalui perusahaan pers di tempat mereka bekerja melakukan pengeditan dan penyusunan informasi yang diperoleh, agar dapat disampaikan dengan jelas dan padat kepada pembaca (publik).

Data – data yang diperoleh dan disusun berdasarkan standar jurnalisme tersebut, melalui wawancara dengan narasumber. Mengapa harus wawancara kepada narasumber, semua itu bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan sudut pandang yang berbeda. Mereka bertanggung jawab untuk menyiapkan pertanyaan yang relevan, mendengarkan dengan seksama, dan mencatat atau merekam wawancara tersebut.

“Seorang yang berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis juga harus meliput peristiwa langsung di lapangan, seperti konferensi pers, demonstrasi, acara olahraga, atau kejadian penting lainnya. Mereka bertugas untuk mengumpulkan informasi secara waktu nyata, mengamati dan mencatat apa yang terjadi, serta melaporkannya kepada masyarakat melalui pemberitaan,” jelas Deni.

Untuk menunjang terkait perihal dimaksud tersebut di atas, seseorang yang berprofesi sebagai wartawan atau jurnalis, memerlukan skill kemampuan komunikasi yang baik. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif baik dalam interaksi langsung maupun dalam presentasi di depan publik.

Selain kemampuan komunikasi, mereka juga harus menyampaikan informasi secara efektif melalui tulisan. Sehingga tulisan yang dihasilkan jelas, padat, dan mudah dipahami oleh pembaca.

Tidak cuma itu saja lanjut dia, menjadi wartawan atau jurnalis perlu memiliki keterampilan riset yang kuat untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan lengkap. Mereka harus mampu mencari sumber yang relevan, menganalisis data, dan mengumpulkan fakta-fakta yang diperlukan untuk melaporkan suatu berita.

Melalui kemampuan wawancara yang baik dengan cara mengajukan pertanyaan yang tepat, mendengarkan secara seksama, dan membangun hubungan dengan narasumber agar mendapatkan informasi yang relevan serta menarik.

“Yang terpenting seorang jurnalis atau wartawan  harus memahami bagaimana media bekerja dan bagaimana berita dihasilkan. Mereka harus menguasai format dan gaya penulisan berita, serta memiliki pemahaman tentang etika jurnalistik, hukum media, dan isu-isu kebebasan pers. Skill-skill ini merupakan beberapa di antara banyak keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang jurnalis. Penting untuk terus mengasah dan mengembangkan skill ini melalui latihan dan pengalaman di bidang jurnalisme,” demikian pungkas kata penutup Deni Liwan. (Amar/Red/PI).

Loading