ADA anak gadis pergi dari rumah. Sepekan, dua pekan tak pulang. Ada yang cari pelarian. Ada yang cari pengalaman. Ada yang salah gaul, salah pilih teman. Tetapi ada juga yang kabur bersama pacarnya.
Bagaimana orang tua menyikapinya?
Masa remaja adalah masa yang indah untuk mengukir cerita penuh kenangan.
Namun, impian memiliki masa muda yang indah bisa hilang dalam sekejap. Apabila remaja terjerumus ke dalam bahaya pergaulan bebas.
Apa lagi di era modernisasi dan serba digital seperti saat ini. Pergaulan bebas anak udia muda-remaja, adalah salah satu hal yang kerap menjadi momok bagi setiap orangtua.
Apalagi, dampak pergaulan bebas ini cukup menakutkan. Mulai dari merusak fisik anak hingga menghancurkan masa depannya. Saya tidak mengatakan bahwa kemajuan teknologi ini negatif.. Nilai positifnya pun banyak..
Anak-anak di usia remaja atau yang masih di usia dini pun terbawa arus mereka jadi mengikuti gaya ala ke barat2 an.yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia.
Berprilaku yang melanggar norma-norma agama.
Banyak kasus yang terjadi seperti pernikahan dini. Serta anak-anak yang lari dari rumahnya. Mereka nekad melakukan hal-hal di luar batas.
Itu semua bukan sepenuhnya kesalahan anak..Bisa jadi anak itu berbuat demikian karena mereka broken home..orang tua yg bercerai , orang tua yang sibuk bekerja sampai tak ada waktu buat anak.
Juga pertengkaran orang tua yang kerap terjadi. Itu membuat anak merasa tidak nyaman berada di rumah
Anak-anak itu lari mencari kenyamanannya sendiri..Bertemu teman yang salah jalan. Ada yang jadi pemakai narkoba..Ada yang hamil di usia dini dan ada juga yang jadi anak-anak jalanan.
Di sinilah kita sebagai orang tua harus bisa berperan sebagai teman. Sahabat untuk anak-anak kita. Rangkul mereka untuk jadi pendengar yang baik. Jangan memaksakan kehendak kita yang belum tentu anak bisa menerima. Berikan alasan yang tepat agar anak-anak kita bisa memahaminya. Dari itu kita harus memberi pengetahuan mengenai hal hal yang baik dan yang seharusnya tidak dilakukan.
Pemahaman mengenai pola pacaran yang baik seperti menjalin pacaran yang sehat , pemahaman mengenai keagamaaan apa itu HIV /AIDS. Beri pemahaman jika melakukan sex bebas .Bergonta ganti pasangan sex. Kita membahas soal sex education kepada anak bukan lagi hal yag tabu.
Menjadi orang tua bukan hanya sekedar memberi sandang pangan dan papan saja. Pendidikan sekolah dan pendidikan agama pun harus di berikan kepada anak-anak kita sebagai pondasi dalam hidup mereka.
Semoga kita bisa menjadi orang tua bisa menjadikan anak-anak kita anak yang berguna bagi bangsa. Dan anak-anak yang punya iman yang kuat di dalam dirinya.