oleh

Anak Driver Ojol Babak Belur di Pesantren. ‘Orang Tua Mana Yang Rela Anaknya Dipukuli Begini Tad? ‘

-Tak Berkategori-4 Dilihat

PATRA INDONESIA (Cianjur) –Tiga anak siswa pondok pesantren Ma’had Al-quds Li Tahfidhil Qur’an Cianjur Jawa Barat diduga dianiaya oleh pengurus pondok pesantren. Orang tua santri bertanya kepada ustadz, “Orangtua mana yang rela anaknya dipukuli begini tadz? ”

Peristiwa penganiayaan berawal saat Hr (12), Zi (13) dan Ul (8) mendatangi sebuah minimarket di dekat pondok pesantren mereka.

Salah satu di antara mereka diketahui oleh penjaga minimarket mengambil sebuah mobil mainan lalu ke tiga anak itu diserahkan ke pihak pondok pesantren oleh pihak penjaga minimarket. Namun nasib naas dialami oleh ketiga bocah tersebut. Mereka dianiaya oleh pengurus pondok pesantren hingga menyebabkan luka lebam di bagian pelipis, kaki, tangan dan punggung. Diduga para pelaku melakukan penganiayaan dengan benda tumpul.

“Anak saya dipukuli dengan kabel sampai memar begini” ujar Adis, seorang yang kebetulan berprofesi sebagai pengemudi ojol.

Mengetahui hal tersebut Adis pengemudi ojek online, salah satu ibu dari orang tua korbanpun menjemput anaknya di pondok pesantren untuk memastikan kondisi anaknya baik-baik saja. Tetapi, melihat kondisi anak dan dua korban teman lainnya babak belur, Adis langsung membuat visum di RSUD Bogor guna melaporkan kekerasan yang dialami oleh anaknya dan kedua korban anaknya lainnya

Menurut informasi yang _Patra Indonesia.com_ terima pada Senin 08/03/2021, dari rekaman video dan voice note yang dikirimkan oleh Aryo Ketua Umum Independent Rescue melalui pesan whatappsnya terlihat dalam video yang berdurasi 43 detik memperlihatkan suasana mediasi antara orang tua korban dan pihak pondok pesantren
“Ibu tanda tangan materai” tanya salah satu ustad pondok pesantren tersebut
“Iya saya tanda tangan tapi anak saya tidak untuk dipukuli tad. Orangtua mana yang rela anaknya dipikuli begini. Saya sendiri tidak pernah memukul anak saya, ” balas orang tua korban.

“Mereka masih kecil dan butuh perlindungan dalam belajar bukan malah dipukuli, mainan itupun udah dibayar sama orang pondok, tapi ya jangan disiksa anak-anak itu,” imbuh Aryo saat dimintai informasi melalui telephone selulernya

Sampai saat ini informasi yang dihimpun tentang peristiwa pemukulan tersebut pihak korban sudah mengadukan ke Polsek Cianjur, Jawa Barat dan dan Komisi Perlindungan Anak dan Ibu ( KPAI ). (IvanOZ/red/PI)

Loading