PATRAINDONESIA.COM ( Teluk Naga) – Mila Kusuma adalah Seorang janda beranak empat ,warga Rawa Lini Teluk Naga RT 001/007 Kabupaten Tangerang.
Iya berencana untuk menjual ginjalnya karena himpitan ekonomi hutang piutang seharga 65 juta dengan pinjaman online (Pinjol ) dan Bank keliling ( Bangke).
Mila menawarkan organ tubuhnya dengan cara melalui pesan berantai WhatsApp. Dalam pesan tersebut beliau hendak menjual sebagian dari organ tubuhnya. Mengapa? Karena frustasi terlilit hutang yang makin hari makin bertambah.
“Mohon bantuan dan dukungannya dari Bapak/Ibu/Sodara/Sodari ,saya ibu Mila yang telah ditinggal mati suami selama 5 tahun saya janda dan menanggung 4 orang anak, yang 1 sudah menikah,” lanjut Mila
Saya sangat amat frustasi hampir bunuh diri dan berniat untuk menjual ginjal untuk membayar hutang yang saya sudah tidak sanggup membayarnya ke pihak Pinjol dan Bank keliling ,serta beberapa koperasi dan LKM yang totalnya kurang lebih Rp65 juta,” tulisnya di pesan berantai tersebut Rabu (29/12/2021)
Milapun mengaku sudah melayangkan surat ke beberapa Mesjid dan Yayasan setempat. Serta Kepala Desa Teluk Naga dan Kapolsek Teluk Naga. Namun sampai saat ini masih belum mendapatkan tanggapan dan solusinya.
“Sekali lagi maaf yang sebesar-besarnya saya bukan mengemis. Saya sekuat tenaga dan segala upaya sudah saya lakukan. Terus berjuang untuk keseharian hidup saya ,namun tidak berdampak untuk mengurangi beban hutang yang terus berbunga tiap hari. Mohon bantuan seikhlasnya,” sambungnya.
Sementara itu Ibu Fani tetangga Mila mengatakan, menerima pula pesan berantai tersebut di WhatsApp. Sebagai tetangga dia dan yang merasa kaget dengan pesan yang ditulis oleh Ibu Mila. Apalagi warga sekitar kerap memberikan sumbangan ala kadarnya kepada Mila.
“Saya benar benar kaget mendengar pesan WhatsApp itu. Sebetulnya warga kerap patungan untuk memberikan sembako semenjak Covid-19.”
Setelah ditinggal meninggal oleh suaminya, hutangnya makin bertambah. Sehingga kita sebagai tetangga membantu seikhlasnya. Mungkin semenjak Corona biaya hidupnya makin susah dan makin bertambah,”.ucap Fani.
Fani dan Mila tinggal berbeda RT. Namun masih di wilayah yang sama dan otomatis sesama warga Desa Teluk Naga. Pasti mereka mengetahui Informasi yang berkembang di lingkungan, meskipun keduanya belum pernah bertemu muka secara langsung dan saling mengenal.
“Ketemu langsung sih belum pernah ,cuma waktu itu ada tetangga nya mampir ke rumah minta tolong untuk patungan membantu Mila ” ungkap Fani. (Yori/red/PI).