PATRAINDONESIA.COM (Langkat) – Di penghujung akhir tahun 2021 kali ini harga palawija di pasar tradisional kota Stabat kabupaten Langkat Sumatera Utara mengalami penurunan yang cukup draktis, Kamis (30/12/2021).
Menurut pengakuan para pedagang pasar tradisional di Kota Stabat turunnya harga palawija seperti Cabai bawang dan sayur sayuran ternyata tidak berdampak pada bertambahnya tingkat penjualan barang dagangan mereka.
Bahkan beberapa hari terakhir semenjak tanggal 15 Desember 2021 hingga hari ini jumlah pengunjung pasar tradisional di kota Stabat semakin sepi. Akibatnya pendapatan para pedagang pun semakin sedikit.
M Sembiring salah seorang pedagang pasar tradisional Kota Stabat saat diwawancarai oleh team jurnalis patraindonesia.com mengatakan, “Kondisi pasar sekarang ini semakin sunyi saja. Padahal biasanya pada tahun -tahun sebelumnya sebelum ada isue wabah covid-19 pasar ini selalu rame. Apa lagi menjelang tahun baru kayak gini,” tuturnya.
M Sembiring yang mengaku sudah berjualan di pasar Stabat selama lima belas tahun juga memaparkan tentang harga -harga bahan dagangan jenis sayuran yang sedang mengalami penurunan harga yang cukup fantastis.
Beberapa jenis sayuran yang mengalami penurunan draktis diantaranya adalah
Cabai merah yang kini harga eceran hanya berkisar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu perkilogram.
Sedangkan harga cabai hijau saat ini hanya diecer dengan harga Rp15 ribu hingga Rp17 ribu rupiah per kilogram.
Sementara harga cabe rawit biasa memang belum ada penurunan harga. Saat ini masih diecer dengan kisaran Rp45 ribu rupiah per kilogram.
Sementara harga bawang
merah saat ini hanya diecer dengan kisaran harga Rp18 ribu hingga Rp20 ribu saja.
Bawang putih yang kini diecer dengan kisaran harga dua puluh delapan ribu rupiah per kilogram.
Sementara Anto, salah seorang pedagang ayam mengatakan bahwa harga ayam potong saat ini memang sedang mengalami lonjakan harga. “Di hari ini saja harga eceran ayam potong udah tiga puluh ribu rupiah. Mungkin besok bisa naik lagi sampe ke angka empat puluh ribu rupiah per kilo gram,” ujarnya.
Menurut keterangan beberapa warga sekitar pasar tradisional kota Stabat perihal sepinya pengunjung pasar tradisional kota Stabat disebabkan lemahnya ekonomi masyarakat saat ini khususnya semenjak fase vandemi Covid-19.
Meskipun pemerintah daerah kabupaten Langkat tidak lagi memberlakukan PPKM seperti waktu sebelumnya, namun ekonomi masyarakat kota stabat belum pulih.
Terlebih mayoritas penduduk kota Stabat selama ini mengandalkan pendapatannya dari usaha mikro kecil dan menengah. Mengingat lokasi area kota Stabat adalah jalur penghubung antara Sumatra Utara dengan Daerah istimewa Aceh.
Dengan keadaan seperti sekarang ini, para pedagang dan masyarakat kota Stabat berharap agar covid-19 segera sirna dan pemerintah kabupaten Langkat dapat bekerjasama dengan masyarakat membangun perekonomian yang lebih mapan di masa mendatang.(Syarifuddin/Red/PI)