PATRAINDONESIA.COM (Lumajang) – Sebagai cara merawat serta menghargai peninggalan yang diturunkan oleh nenek moyang kepada para penerusnya, masyarakat Jawa umumnya melakukan tradisi Jamasan Pusaka.
Jamasan Pusaka merupakan suatu upacara yang dinilai sakral. Karena dalam persiapannya tidak hanya mempersiapkan fisik saja tetapi juga rohani.
Jamasan Pusaka diambil dari bahasa Krama Inggil atau dalam segi kedudukan bahasa Jawa Krama Inggil menempati kedudukan yang tertinggi.
‘Jamas’ yang berarti cuci, membersihkan atau mandi. Sedangkan kata ‘Pusaka’ berarti benda-benda yang dikeramatkan sebagai peninggalan nenek moyang.
Dalam ritual Jamasan Pusaka benda-benda peninggalan salah satunya keris akan dicuci menggunakan warangan.
Warangan ialah larutan kimia yang berasal dari perpaduan jeruk nipis dengan serbuk batu warang. Hal tersebut berguna agar benda pusaka tersebut tidak cepat rusak dan berkarat.
Sebelum dijamas pusaka terlebih dahulu direndam dengan air kelapa, buah mengkudu dan kembang telon selama 2 hari, 2 malam. Setelah itu baru dimandikan.
Kandungan zat asam dalam bahan tersebut berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan bilah keris atau benda pusaka peninggalan lainnya.
Busianto (40) lelaki asal Jl. Kecubung, Kedung Sari, Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang kesehariannya bergelut dengan berbagai macam benda pusaka.
Sebagai seorang penjamas (sebutan buat seseorang pelaku kegiatan jamasan) pusaka dianggap sebagai barang sejarah yang perlu dirawat dan dilestarikan.
“Sudah 13 tahun saya bergelut dengan dunia spiritual yang berhubungan dengan tata cara merawat benda-benda pusaka. Baik Keris, tombak dan berbagai pusaka lain,” cerita Busianto kepada Patraindonesia.com saat dikunjungi di kediamannya. Senin (20/12/2021).
Pelanggan Busianto sudah banyak dan tersebar di berbagai daerah di pulau Jawa. Bahkan dari luar negeri juga ada, antara lain Malaysia dan Singapura.
Rudi warga Lumajang menjadi salah satu pelanggan setianya. Dia sampaikan bahwa jamasan disini bagus dan bersih. Serta harga jasanya terjangkau.
“Saya percayakan semua pusaka peninggalan sesepuh dan keluarga, untuk dijamas disini. Top pokoknya jamasan Busianto,” kata Rudi.
“Masalah harga jasanya Insya Allah disini murah dan bergaransi, tergantung dari dari panjang pusaka. Untuk ukuran 1,20 meter pusaka pedang dipatok harga Rp85 ribu, pusaka keris dipatok harga Rp50 ribu,” terang Rudi kembali.
Busianto menerangkan bahwa untuk memandikan pusaka , kita harus mempersiapkan mental dan mengenal isi (khodam) dari pusaka tersebut.
“Menjamas tidak bisa sembarangan. Butuh extra energi. Selain itu penjamas harus bisa memahami dunia spiritual,” Ujar Busianto kembali.
Andi/red/PI.