PATRAINDONESIA.COM, (Sidoarjo)– Sejak PPKM darurat ditetapkan pada tanggal 3 Juli 2021 hingga saat ini, wilayah aglomerasi Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik) seluruh aktivitas dan mobilitas warganya dibatasi dan diperketat.
Mulai mal, jalan raya, sekolah, tempat ibadah, hingga tempat wisata dibatasi.
Dilihat dari perkembangan Covid-19 di Sidoarjo, grafiknya sudah menunjukkan tren melandai. Angka kematian dalam setiap rentang waktu perpanjangan PPKM, juga tercatat menurun.
Pada PPKM rentang 26 Juli-2 Agustus, jumlah yang meninggal dunia ada 67 orang. Pada 3-8 Agustus, turun menjadi 50 orang, dan 9-15 Agustus ada 42 orang.
Dari tingkat BOR (Bed Occupancy Rate) atau ketersediaan tempat tidur (TT) untuk pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit rujukan sudah menunjukkan angka 36 persen. Sementara di BOR ICU menunjukkan 68 persen.
Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Sidoarjo mencapai 89,04 persen.
Seperti yang disampaikan Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor Ali saat ditemui di pendopo Delta Wibawa kabupaten Sidoarjo Senin (16/08/2021), berkat sinergitas semua pihak mulai Jum’at sampai dengan per hari ini penderita covid-19 di Sidoarjo sudah mulai melandai.
“Hasil update kemarin Minggu (15/08/2021) pukul 23.00 Wib, bahwa BOR Isolasi mencapai 36 persen dan BOR ICU mencapai 68 persen. BOR ICU hanya di RSUD Sidoarjo saja. Sementara BOR ICU di 18 Rumah Sakit rujukan yang lain sangat kecil sekali,” tegas Muhdlor.
Terkait dengan program PPKM yang dilakukan di Wilayah Sidoarjo terbukti cukup berpengaruh signifikan terhadap penurunan penderita covid-19 di wilayah Sidoarjo.
Menyoal jika Sidoarjo masih di status zona merah ke depannya diharapakan segera berubah menjadi zona orange , zona kuning dan membaik ke zona hijau.
Sinergitas pemerintah daerah dan pihak swasta serta kesadaran masyarakat yang selalu patuh pada penerapan protokol kesehatan menjadi kunci menekan angka penderita Covid-19 di Sidoarjo.(teguh/red/PI)