PARTAINDONESIA.COM (Jakarta) – Sekitar 5000 massa Ojek Online (Ojol) geruduk Kantor DPRD Jakarta menolak rencana pemberlakuan ‘jalan berbayar’ atau yang populer disebut ERP (electronic road pricing).
Pemberlakuan itu akan segera diumumkan untuk 25 ruas jalan di ibukota Jakarta.
Mereka, gabungan ratusan komunitas ojol se-Jabodetabek itu menyebut dirinya sebagai ‘Aliansi Predator’.
Alasan Aliansi predator penolakan ERP Berbayar karena tidaklah mendasar dengan situasi yang terjadi saat ini.
Begitu yang di sampaikan Asen Mulyanto perwakilan Patra Indonesia saat hadir dalam acara tersebut.
“Kami dari Patra Indonesia hadir mendukung aksi tersebut, dan dukungan ini secara organisasi berdasarkan dari musyawarah internal. Dan hasil tersebut kami mengerahkan seluruh pasukan untuk terlibat secara profesional, ” kata Asen di tengah massa yang sedang beraksi.
Patra Indonesia adalah singkatan dari Paguyuban Transportasi Indonesia, yang di dalamnya terdiri atas puluhan komunitas ojol, baik roda dua (motor) maupun roda empat (mobil).
Pemberlakuan ERP jelas akan semakin menambah beban masyarakat. Khususnya warga Jabodetabek yang kehidupan sehari-harinya sangat terkait dengan 25 ruas jalan di ibukota tersebut.
Mulai Ojol yang setiap hari berpenghasilan di atas roda dua, masyarakat pinggir kota, buruh pekerja yang bekerja hanya berdasarkan UMP, pekerja toko dan sebagainya. Mereka akan merasakan dampaknya.
Khusus bagi ojol, warga di sekitar 25 ruas itu tidak akan leluasa memanfaatkan jasa ojol
Sampai pukul 14.25 WIB massa masihenyampaikan orasinya. Belum ada pihak dari DPRD yang menemui massa aksi yang semakin banyak jumlahnya. Karena banyak yang dari Bekasi, Bogor dan Tengerang baru sampai di lokasi. (Erica/Red/PI).