oleh

Yuk Refreshing Sambil Mancing di Danau Masoraian

PATRAINDONESIA.COM (Kotawaringin) – Usai sarapan, Zainal, Ganefo dan kawan-kawan bersiap mengisi liburan. Tujuan mereka satu. Memancing ikan ke Danau Masoraian.

Hari Minggu (19/9/21) memang terlihat cerah. Tidak mendung seperti biasanya. Tekad pergi mancing bersama sudah bulat.

Segala peralatan mancing sudah disiapkan. Pak Jan menyiapkan pakan. Pak Aris bergegas menyiapkan umpan-casting. Zainal menyiapkan aneka joran. Dan Madan menyiapkan aneka makanan.

Perahu sampan telah menunggu. Dermaga berada persis di bawah Masjid Kyai Gede. Sekitar 100 meter dari Astana Alnursari, tempat kami berangkat.

Sungai Lamandau yang masih terlihat banjir tak menjadi hambatan.

Madan, sebagai motoris tampak mahir mengendalikan sampan. Melaju di Sungai Lamandau yang lebarnya mencapai 200 meter. Menuju Danau Masoraian.

Sekitar 15 menit melaju kencang. Kemudian melambat. Dan, berbelok kiri, memasuki sebuah sungai kecil. Itulah anak sungai, pintu masuk ke danau yang dikenal sebagai danaunya para raja itu.

Dahulu, Danau Masoraian merupakan tempat refreshingnya para keluarga raja. Yaitu keluarga raja Kerajaan Kotawaringin.

Kini, danau ini dikelola oleh Komunitas Karya Masoraian. Sebuah komunitas petani hutan yang mendapat hak pengelolaan hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Komunitas ini, pada tahun 2019 mendapat hak pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) seluas 3006 hektare. Dan di tengah hutan inilah terdapat Danau Masoraian.

HKm Masoraian, selain sebagai tempat konservasi, juga tempat wisata. Aneka jasa wisata.

HKm Masoraian memiliki paket destinasi wisata yang komplit. Ada wisata budaya dengan ikon Astana Alnursari yang memiliki koleksi beragam benda budaya. Termasuk di dalamnya adalah makam Kuta Tanah. Tempat para raja Kotawaringin disemayamkan.

Ada wisata religi berupa masjid Kyai Gede. Dan ada makam Kyai Gede. Kyai Gede diyakini dahulu sebagai ulama yang menjembatani Kerajaan Banjar dan Kotawaringin bersyiar Islam.

Destinasi berikutnya adalah Danau Masoraian. Keanekaragam flora hutan dan satwa cukup menawan. Orang utan, bekantan, beruang madu, biawak, buaya, menjadi ciri khas Masoraian.

Zainal asal Malang, Pak Jan asal Pati, Pak Aris asal Jombang, Ganefo asal Blitar dan Madan dari Kotawaringin sibuk mulai kusyuk.dengan pancingnya. Dan, aku sendiri berdiam menikmati kicau burung hutan yang bersahutan….!! (*/yes/red/PI)

Loading