oleh

Resto Hitam, Jo: Ada Karena Sebuah Keprihatinan di Masa Pandemi

-Patra News-19 Dilihat

Patra Indonesia.com | Sidoharjo

Hitam, sebuah nama resto sederhana yang ditata cukup rapi dan menarik, menyajikan menu khas masakan Indonesia. Seperti, sambelan ayam dan telur, dengan porsi paket yang bervariatif serta harga terjangkau. Mulai kisaran Rp 5 ribu hingga 21 ribu, sudah bisa dapatkan menu makan yang baik dan sehat. Menu andalannya ayam hitam, seharga Rp 8 ribu per porsi.

Bumbu sambelan yang fresh, pilihan paket yang variatif, harga terjangkau serta suasana yang menyenangkan, menjadi kekuatan tersendiri bagi Resto Hitam.

“Nasi telur plus es teh, hanya Rp 5 ribu. Dengan nuasa resto seperti ini, terbilang sangat murah dan luar biasa. Saya baru menemukan disini,” ujar Irfan, customer yang mengunjungi Resto Hitam, Sidoharjo, Kamis (12/8/2021).

“Setiap hari saya makan disini karena murah dan bisa ambil minuman sepuasnya, maklum pendapatan ojol di masa pademi sekarang terbatas, jadi perlu berhemat agar pulang bisa bawa uang buat keluarga,” kata driver gojek Sidoarjo yang sedang menikmati makan nasi telor.

Resto Hitam, terletak ditengah kota Sidoarjo, tepatnya di Komplek Ruko Taman Pinang Indah, Blok B1 no 10 D-E, Sidoarjo, Jawa Timur. Resto Hitam beroperasional mulai pukul 11.00 – 21.00 WIB, setiap harinya. Meskipun ramai, namun tidak menimbulkan kerumunan, karena menyediakan 2 tempat makan yang luas, didalam resto dan diluar resto.

Ketika tim Patra Indonesia.com menggal lebih dalam, tim bertemu dengan Jo yang merupakan pemilik Resto Hitam. Jo menceritakan, bahwa dirinya terjun di bidang kuliner, berawal dari sebuah keprihatinan sosial. Dirinya melihat kondisi yang terjadi disekitarnya. Saat itu dia tinggal di daerah Kuta , Denpasar, Bali. Sejak pandemi, Denpasar terlihat seperti “kota mati” tanpa penghuni.

Atas dasar keprihatinan, membuat Jo tergerak hatinya. Diawali dengan membagikan nasi bungkus kepada warga yang kurang mampu, hingga membuka gerai kuliner yang digratiskan. Meskipun gratis, tidak semua orang mau datang dan antri ke gerai kulinernya.

“Bagi aku makanan sederhana itu nasi dan telor, karena manfaat yang didapat lebih baik dan sehat dibandingkan mie instan. Selain itu, saya ingin menu makanan khas nusantara dan bukan menu yang gaya kebarat-baratan,” ungkap Jo.

Sebenarnya, Jo merupakan pebisnis di bidang kontraktor , eksportir dan outsourcing. Dirinya tidak mempunyai pengalaman di bidang kuliner.

Jo menyampaikan, bahwa makna hitam yang dijadikan nama restonya adalah, simbol dari kehidupan setiap orang pasti pernah mengalami kelam dalam kehidupannya, namun ada setitik cahaya putih yang akan menuntun ke jalan kebaikan, itu adalah petunjuk Tuhan.

Hingga kini, sudah ada 8 gerai cabang resto Hitam. Diantaranya Denpasar (Bali), Benowo, Kedungdoro, Jemursari, Kapas Krampung (Surabaya), Prajurit Kulon (Mojokerto), Wadungasih dan Taman Pinang (Sidoarjo).

Rencananya, akan dibuka gerai-gerai resto Hitam se-Indonesia. nantinya, setiap outlet resto, akan ada resto Hitam tidak berbayar (sebagai fungsi sosial kemasyarakatan) dan berdampingan dengan resto Hitam yang berbayar.

“Sentil saya dan ajak saya jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan, agar saya bisa hadir dan mampu memberikan arti manfaat bagi sesama manusia. Saya sangat berterima kasih sekali, jika ada yang ajak saya bergerak di bidang sosial, atur bagaimana baiknya agar bisa sinergi,” pesan Jo, seorang pemilik Resto Hitam yang telah berkembang hingga 8 cabang.

“Baru kali ini saya melihat seorang Owner sebuah restoran yang humble, dermawan dan jauh dari kesan sombong serta tinggi hati,” tutur Rio driver gojek Sidoarjo. (Teguh/red/PI)

Loading