PATRAINDONESIA.COM (Halmahera Tengah) – Sungai Sagea adalah daerah aliran sungai yang berdekatan dengan dua kampung dan perkebunan warga, yakni Desa Sagea dan Desa Kiya Kecamatan Weda Utara Kabupaten Halmahera Tengah.
Di daerah aliran sungai sagea juga terdapat Goa Boki Moruru wisata alam yang indah sehingga menarik ribuan pengunjung di Maluku Utara datang menikmati, bahkan pengunjung diluar daerah, wisata dikelolah oleh Pemerintah Desa, Pemuda dan Warga setempat.
Sejak tahun 2023, Sungai Sagea mengalami perubahan warna kekuningan. Hasil pantauan lapangan Koalisi Save Sungai Sagea (KSSS) terduga karena aktivitas pembukaan lahan skala luas oleh perusahaan tambang di daerah hulu sungai, lokasinya di Pinto dan Boki Makot.
Mingu, (16/06/2024) media PatraIndonesia.com menghubungi Mardani Legayelol selaku Koordinator Koalisi Save Sungai Sagea, Mardani membenarkan bahwa terdeteksi aktivitas eksplorasi diduga milik PT. Weda Bay Nikel (WBN), sesuai hasil pantauan lapangan perusahaan melakukan pembukaan jalan holing dan pengeboran disekitar hulu Sungai Sagea.
Lanjut keterangan Mardani Legayelol “Padahal pada tahun 2023 Pj. Bupati Kabupaten Halmahera Tengah Ikram Malan Sangaji dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah turun langsung ke Kecamatan Weda Utara Desa Sagea – Kiya pertemuan digelar dengan warga untuk menyelesaikan keruhnya sungai sagea, bahkan Pj. Bupati bersama rombongannya juga sampai ke-lokasi wisata Goa Boki Moruru.
Kami menyaksikan langsung di daerah muara sungai Sagea mengalami perubahan warna kekuningan, itu pada tanggal 5, 7 sampai 16 Juni 2024 hari ini sungai Sagea masih keruh, ungkap Mardani Legayelol.
Warga Sagea mempertanyakan kepada pemerintahan Pj. Bupati Kabupaten Halmahera Tengah terdapat 5 Program Prioritas Pak Ikram Malan Sangaji, di poin ke 5 tentangan Lingkungan Hidup, kini tidak sesuai kondisi lapangan, Sungai Sagea yang keruh.
Waktu dekat kami akan mengundang Pemerintah Desa Sagea dan Desa Kiya ditambah pejabat Pemerintah Kecamatan Weda Utara untuk bicarkaan persoalan Sungai Sagea yang tercemar. Jika ini tidak diselesaikan secara serius, maka langkah selanjutnya Koalisi Save Sungai Sagea memobilisasi massa ke Pemerintah Daerah dan Perusahaan, kata Mardani Legayelol dengan tegas. (Aslan/Red/PI).