PATRAINDONESIA.COM (Jakarta) – KRKP ( Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan) mengadakan Acara secara Online serta Offline bertema “Keadilan Iklim di Akar Rumput” Jumat (4/11/2022) Jl.Sunan Kalijaga Jakarta Selatan, acara di hadiri oleh Said Abdullah Selaku Koordinator KRKP, Reti Buruh Tani Indramayu, Muhammad Firdaus ASSPUK ( Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil) dan Nureni Pendamping Perempuan Nelayan.
Nureni menjelaskan, nelayan terdampak langsung oleh iklim, sebab mereka melaut berdasar kondisi cuaca. Krisis iklim membuat mereka semakin sulit memprediksi cuaca. Akibatnya, waktu melaut pun sangat terbatas. Dalam setahun, mereka hanya melaut selama 180 hari. “Pada masa yang akan datang kita akan mengalami krisis pangan laut”.
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Said Abdullah mengatakan Indonesia sedang terancam kedelai langka sehingga mengakibatkan harga tahu dan tempe bakal naik.
“Impor kedelai hari ini luar biasa tinggi harganya dan angka tertinggi rasanya harga kedelai walaupun mungkin dibentuk tahu dan tempenya gak terlalu terasa, tapi di tingkat pengrajin itu luar biasa ya itu naik 2 kali lipat dari informasi yang didapat,” ucap Said.
“Ketika kita berada di situasi yang rumit karena tergantung dari pangan impor, di situasi dalam negeri jadi sedikit mengkhawatirkan walaupun memang konsumsi pangan di Indonesia produksinya masih tinggi, tetapi secara agregasi dari tahun 80an atau 70an akhir ya tren impor pangan kita terus naik double terus, ya berkali-kali lipat. Bahkan barang barang yang komoditas atau pangan yang kita tanam juga diimpor semua,” tambahnya.
“Ada ancaman yang serius menurut saya yang bukan temporary karena sudah berlangsung lama secara alamiah ini soal ancaman perubahan iklim memberikan tekanan yang serius tidak hanya pada soal ketahanan pangan ini persoalan yang lebih serius yang tidak hanya pada ketahanan pangan tapi persoalan produsen pangannya,” Ucap Dewi JKPP (Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif).
Said berharap dengan diadakannya diskusi acara hari ini bisa memberikan kesadaran bagi masyarakat sebab permasalahan pangan merupakan tanggungjawab bersama.
“Semoga suara dari kami mewakili jutaan produsen pangan skala kecil di Indonesia bisa didengar. Sehingga kita punya satu semangat baru, punya kesadaran baru soal pangan bahwa soal pangan ini tanggungjawab kita semua,” kata Said. (Lucia/Red/Pi)