oleh

Pembelian BBM Tidak Wajar Marak di SPBU Ciracas dan Cimanggis. Satu Mobil Beli Solar Hingga 1 Ton. Bahkan ada yang 6 Ton!

PATRAINDONESIA.COM (Jakarta) Pembelian BBM bersubsidi Solar secara tidak wajar di SPBU semakin marak.

Sebuah mobil engkle boks, normalnya mengisi BBM dengan tanki penuh hanya 50-60 liter. Engkle boks yang ini bisa mengisi solar hingga 1 ton alias 1000 liter.

Sering dijumpai beberapa mobil engkle boks antri mengisi solar. Dan tak lama kemudian solar di SPBU pindah ke beberapa mobil boks. Dan karuan saja, solar di SPBU itu habis pindah ke tanki engkle boks yang bisa memuat ribuan liter itu.

Hal itu bermula diketahui adanya aduan masyarakat yang semakin sulit mendapatkan BBM subsidi solar.

Atas aduan tersebut, tim investigasi Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) melakukan pengembangan dengan menyusuri SPBU yang berada di wilayah Ciracas dan Cimanggis Jakarta Timur.

Ketua Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) atau Indonesia Crime Prevention Foundation DKI Jakarta, Erwin Ramali menjelaskan modus operandi para pelaku sangat profesional. Dia merinci, ada struktural pembagian jobdisc kerja di lapangan dan bagian pengawasan serta keamanan.

“Sangat terukur dan terstruktur rapih kerja mereka, itu bisa dikatakan profesional lah,” kata Erwin melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (7/8/2022).

Erwin juga menggambarkan mekanisme para pelaku membeli bio solar maupun solar bersubsidi di SPBU resmi dengan menggunakan armada engkle boks dan sejenisnya, bahkan ada juga mini bus elf yang tanki solatnya dimodifikasi di dalamnya.

“Banyak temuan dari tim investigasi kami di lapangan. Jenis kendaraan mereka macam – macam, ada yang gunakan jenis engkle boks yang di dalamnya tersusun rapih beberapa kempu penampung solar hingga mencapai 4 sampai 6 ton. Bahkan ada juga kendaraan mini bus elf yang dimodifikasi,” jelasnya.

Erwin menyebut, hal itu sebagai modua pencurian BBM bersubsidi. Hal seperti itu, kata Erwin jelas merugikan negara. Pasalnya hasil curian yang berton – ton subsidii solar dijual kembali ke berbagai perusahaan Industri dengan harga non subsidi. “Bayangkan, jika mereka menjualnya hingga Rp14.000 per liter, berapa duit keuntungan yang mereka keruk,” kata Erwin.

“Mereka lakukan pengisian solar di SPBU resmi, komplotan ini berbagi peran. Ada yang berperan sebagai pembeli solar di berbagai SPBU, ada yang mengawasi, dan ada yang bagian mengkondusifkan di lapangan,” rincinya.

Sambung Erwin, adapun bos besar mereka dan yang membekingi dari oknum aparat biasanya tidak muncul jika tidak terjadi permasalahan yang benar – benar krodit di lapangan.

Sebagai lembaga yang diketuai oleh Presidium Mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Da’i Bachtiar ini, Erwin mendesak kepolisian sektor hingga Polda Metro Jaya dan Mabes Polri untuk segera lakukan penindakan tegas terhadap para pencuri BBM bersubsidi solar seperti ini.

Bahkan menutup ijin SPBU yang menjadi tempat penyedotan solar subsidi di wilayah Ciracas dan Cimanggis Jakarta Timur.

Modus seperti ini, diduga tidak hanya terjadi di situ. Tapi juga terjadi di wilayah lain. Ini sangat merugikan negara. Dan yang pasti juga merugikan masyarakat.

Erwin melihat, modus ini dijalankan oleh jaringan atau mafia yang tersusun rapi. Pembelian BBM dalam jumlah yang sangat besar ini memangkas jatah masyarakat.

Terpisah, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menegaskan tak ada praktik mafia migas di tubuh Pertamina dan lingkungan Kementerian BUMN. Hal ini menyangkut besarnya subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM). (Lucia/Red/PI)

Loading