oleh

Ketua SPPOB: ‘Aplikator Transportasi Online Khianati Pancasila, Eksploitasi Pengemudi Harus Dihentikan!’

-Patra News-1607 Dilihat

PATRAINDONESIA.COM-JAKARTA-Ketua Umum Serikat Pekerja Pengemudi Online Bersatu (SPPOB), Achmad Sapi’i atau yang akrab disapa Kemed, menyampaikan kritik tajam terhadap aplikator transportasi online.

Dalam rilisnya, ia menegaskan bahwa praktik eksploitasi terhadap pengemudi tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

BACA JUGA : SPPOB Siap Gugat Aplikator! Ini Alasan Mengapa Mereka Menentang Peraturan Sepihak yang Merugikan Ojol

“Eksploitasi ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap Sila Kedua Pancasila yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab,” tegas Kemed.

Eksploitasi dan Ketimpangan

Kemed menyoroti ketimpangan yang terjadi dalam industri transportasi online. Ia menyebut pengabaian kesejahteraan, ketidakseimbangan pembagian keuntungan, hingga minimnya jaminan kerja layak sebagai bentuk eksploitasi sistematis yang melukai martabat pengemudi.

“Nilai kemanusiaan Pancasila menuntut penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia. Ketika pengemudi diperlakukan hanya sebagai alat produksi, nilai-nilai ini telah diabaikan,” imbuhnya.

BACA JUGAKantor Gojek Bakal Diserbu Ribuan Ojol, Protes Aturan yang Dinilai Merugikan dan Sepihak!

Ia juga menyoroti praktik bisnis aplikator yang hanya menguntungkan segelintir pihak sebagai pelanggaran nyata terhadap Pasal 33 UUD 1945.

“Ekonomi yang berasaskan Pancasila seharusnya membawa kesejahteraan untuk semua, bukan hanya segelintir orang,” ujarnya.

Seruan Perubahan

Dalam pernyataannya, Kemed mendesak pemerintah, aplikator, dan pemangku kepentingan untuk segera bertindak. Beberapa poin yang menjadi tuntutannya meliputi:

1. Kesejahteraan Pengemudi: Implementasi kebijakan yang adil dengan pembagian keuntungan yang lebih proporsional.

2. Jaminan Kerja Layak: Memastikan perlindungan tenaga kerja sesuai dengan prinsip keadilan sosial.

3. Penerapan Nilai Pancasila: Mengembalikan praktik bisnis kepada prinsip gotong royong dan kepentingan bersama.

“Eksploitasi ini tidak hanya melukai pengemudi, tetapi juga mengkhianati cita-cita luhur bangsa. Pancasila adalah pedoman yang harus diwujudkan, termasuk dalam ekonomi digital,” tegasnya.

Aksi Nyata Dituntut

Pernyataan Kemed menjadi sorotan utama. Ia mengingatkan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya slogan, tetapi fondasi dalam setiap kebijakan ekonomi.

“Sudah waktunya kita hentikan eksploitasi ini. Ekonomi digital harus memanusiakan manusia, bukan sebaliknya,” tutupnya.

 

Loading

Komentar

Tinggalkan Balasan