PATRAINDONESIA.COM ( Jakarta Selatan) – Tim SAR gabungan masih berupaya melanjutkan proses pencarian 2 korban anak Panti Asuhan yang tenggelam di Sungai Ciliwung Lenteng Agung, Senin ( 16/1/2023) siang ini.
Sebagaimana diberitakan di media ini, dua orang anak kakak-beradik berinisial B (8) dan S (11), yang tinggal di Panti Asuhan Khadijah Al Kubra, Lenteng Agung, Jagakarsa, tenggelam saat bermain.
Komandan Tim Basarnas Aprianto mengungkapkan, pencarian di hari kedua ini kita ada beberapa titik yang memang harus pastikan. Yang pertama adalah dari lokasi kejadian atau TKP sampai dengan 500 meter itu kita lakukan penyelaman.
Penyelaman kita lakukan mulai dari pagi hari sampai dengan saat ini untuk hasil sementara itu nihil.
Aprianto melanjutkan, kemudian dari pagi juga kita sudah melakukan penyisiran mulai dari TKP sampai dengan Kalibata kurang lebih berjarak 20 km untuk memastikan korban apabila terbawa arus yang cukup jauh.
“Untuk kendala saat ini semua bisa kita hadapi. Kita melakukan penyelaman kemudian penyisiran hanya menunggu waktu saja karena untuk wilayah kali yang pasti korban masih di bawah 24 jam. Itu kemungkinan korban masih di bawah,”
sambungnya.
Untuk jarak yang tadi disampaikan 500 meter artinya korban ini tidak jauh dari 500 meter?
Jadi kemungkinan ada dua yakni korban itu tersangkut di sekitar area dia tenggelam. Kemudian anak ini tersangkut atau terbawa arus itu kita antisipasi semuanya.
Makanya kita melakukan penyelaman hingga penyisiran di pagi hari
“Tadi sempat kita lihat proses pencarian dilakukan memutar perahu karet,” imbuh Aprianto.
Untuk teknik berputar itu adalah untuk memastikan apabila korban itu tersangkut di bagian bawah agar terlepas.
Karena di bawah ini itu ada jeram yg kedalamannya tidak terlalu dalam, kurang lebih satu meter hanya arus yang ada di sana karena cukup kencang.
“Untuk pencarian kita sudah melakukan komunikasi tidak hanya dipintu air Manggarai. Jadi kemungkinan sampai yang terjauh sampai dengan di hilir laut kita tetap lakukan pencarian,” ucap Aprianto saat ditemui di lokasi.
Setiap hari, pagi hari, sore hari kita akan mengevaluasi dan memastikan pencarian itu akan tetap tercover dengan baik sesuai dengan area pencarian yang memang menyesuaikan kondisi di lingkungan yang ada.
“Pencarian akan tetap kita lakukan selama 24 jam, hanya gerakan dengan mempergunakan perahu itu kita hentikan di pukul 18.00. Karena kemungkinan adanya bahaya itu besar bagi kami tim yang akan melakukan pencarian,” tutur Aprianto.
Tetapi apabila ada masyarakat atau tim yang melakukan pencarian di darat itu memungkinkan.
“Perahu atau alat yang disediakan itu siap digerakkan kapan saja,” pungkasnya.
( Haryansyah/Red/Pi)