oleh

Haul Bung Karno : Apa yang Sudah Diwariskan Bung Karno Buat Kota Surabaya ?

PATRAINDONESIA.COM, (Surabaya)- Warga surabaya hadiri Haul Bung Karno pada hari Senin (20/06/2022) pukul 18.30 Wib, bertempat di Jl. Peneleh Surabaya di depan kampung Jl. Pandean IV tempat lahirnya Ir. Soekarno (Bung Karno) sang Putera Fajar.

Kegiatan tersebut dihadiri Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Akhmad Yusep Gunawan, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri Gus Muhammad Abdurrahman Al Kaustar, Habib Muhammad Ampel, Habib Najib Al Hadad, KH Mas Yusuf Muhajir, KH Mas Mansyur Tholhah, KH Mas Sulaiman Nur, dan bersama kiai serta habaib Surabaya, dan Forkopimda Kota Surabaya.

Menurut Eri Cahyadi kita harus mewarisi semangat Bung Karno yang selalu bergotong royong, selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan segala permasalahan bangsa hingga bangsa ini bisa Merdeka.

“Maka itu saya berharap kepada seluruh warga dan seluruh jajaran Pemerintah Kota Surabaya, wabil khusus Saya sendiri, untuk memerdekakan kota Surabaya dari kemiskinan, dari pengangguran. Insya Allah kita bisa dengan cara yang lahir dari Bung Karno,” tuturnya

Eri meyakini api semangat perjuangan Bung Karno tak akan pernah padam dan melekat dalan jiwa arek-arek Suroboyo. Meskipun Bung Karno sendiri telah wafat. Karena Bung Karno Arek Suroboyo, lahir dan pernah menempuh pendidikan di Kota Surabaya ini.

”Hal ini membuktikan darah dari arek-arek Suroboyo adalah darah pejuang. Karenanya, jaga agar api semangat perjuangan itu terus tumbuh di Kota Surabaya” tutur Eri Cahyadi.

Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menjelaskan dalam sambutan sekapur sirih, riwayat Bung Karno bahwa Kota Surabaya tidak bisa dipisahkan dari Bung Karno khususnya di bulan Juni sebagai bulan Bung Karno.

“Terdapat tiga peristiwa penting mengenai Bung Karno. Di antaranya lahir pada 6 Juni 1901 di Jalan Pandean IV No 40 Kota Surabaya, merumuskan dasar negara Pancasila di depan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, dan wafat pada 21 Juni 1970”.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan Yasin dan Tahlil yang dipimpin KH. Mas Yusuf Muhajir dan ramah tamah.

Ariyadi, Teguh/Red/PI

Loading